Friday, November 15, 2024
HomeNational5 Kali Berturut-turut, Turki Naikan Suku Bunga 35%

5 Kali Berturut-turut, Turki Naikan Suku Bunga 35%



Jakarta, CNBC Indonesia – Bank sentral Turki kembali menaikkan suku bunga, Kamis (26/10/2023). Ini merupakan bulan kelima berturut-turut CBRT melakukan hal itu.

Bank tersebut mengatakan menaikkan suku bunga pinjaman utamanya menjadi 35% dari 30%. Ini menjadi bagian terbaru dari otoritas moneter itu dalam perjuangan melawan tingkat inflasi yang tinggi dalam sejarah negeri itu.

“Angka inflasi berada di atas ekspektasi selama tiga bulan terakhir,” kata CBRT, dikutip AFP.

Tingkat inflasi tahunan Turki menembus rekor 85% pada Oktober tahun lalu. Inflasi pun naik di atas 60% pada bulan September kemarin.

Biaya pinjaman bank kini meningkat lebih dari empat kali lipat. Hal ini terjadi sejak Presiden Recep Tayyip Erdogan mengesampingkan keberatannya terhadap gagasan bahwa menaikkan suku bunga membantu melawan inflasi.

Awalnya pemimpin Turki tersebut telah memasuki pemilu yang sulit pada bulan Mei dan berjanji tidak akan pernah mengizinkan bank tersebut menaikkan suku bunga acuannya saat dia menjadi presiden.

Namun, ia mengubah arah setelah memenangkan pemungutan suara dan mengizinkan tim baru yang terdiri dari para ekonom terlatih di Wall Street untuk mengambil tugas membawa Turki keluar dari krisis biaya hidup, yang terburuk selama dua dekade pemerintahannya.

Erdogan telah memberikan dukungan penting kepada tim kebijakan barunya dalam beberapa bulan terakhir. Dia mengatakan kepada partainya yang berkuasa pada hari Rabu bahwa Turki sedang melakukan “perjuangan multi-segi melawan inflasi”.

“Perlu waktu untuk melihat langkah-langkah yang diambil dalam perekonomian yang mencerminkan kehidupan masyarakat sehari-hari,” katanya dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

Perlu diketahui, krisis ekonomi terbaru di Turki dimulai ketika Erdogan memutuskan untuk melawan inflasi dengan mengarahkan bank sentral yang independen untuk mulai memangkas biaya pinjaman dua tahun lalu. Lira jatuh ketika masyarakat Turki mulai menimbun dolar dan emas untuk menjaga tabungan mereka dan melindungi diri dari guncangan ekonomi lebih lanjut.

Bank sentral diperkirakan telah menghabiskan lebih dari US$200 miliar untuk mencoba menopang lira sejak Erdogan meluncurkan eksperimen ekonominya. Perubahan kebijakan pasca pemilu termasuk keputusan untuk membiarkan lira melemah guna mengurangi tekanan pada kas bank sentral.

Para analis percaya bahwa intervensi lira juga mulai menggerogoti daya saing ekspor Turki ke Eropa dan belahan dunia lainnya. Lira telah merosot dari 20 terhadap dolar pada saat Erdogan terpilih kembali, menjadi sekitar 28,1 terhadap dolar pada hari Kamis.

“Sepertinya (bank sentral) saat ini mengunci lira dalam rezim depresiasi yang terkelola, dengan target sekitar 30,00 pada akhir tahun,” kata ING Bank dalam catatan kliennya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Video: The Fed Tahan Suku Bunga Acuan


(sef/sef)




Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments