Beijing (ANTARA) – Sekitar 500 ribu orang keluar-masuk China setiap hari setelah otoritas setempat membebaskan warganya bepergian ke luar negeri sejak 8 Januari 2023 sebagai bagian dari pelonggaran protokol kesehatan antipandemi COVID-19.
Angka pelintas batas tersebut naik 48 persen dibandingkan saat China masih menerapkan kebijakan nol kasus COVID-19.
Juru bicara Badan Imigrasi Nasional China (NIA) Lin Yongsheng kepada pers di Beijing, Selasa, mengatakan bahwa angka itu baru seperempat dari situasi sebelum pandemi.
Sejak 8 Januari, permohonan membuka 3.200 unit loket permohonan keimigrasian yang dapat menerima 341 ribu dokumen permohonan keluar-masuk perbatasan per hari. Jumlah itu naik 130 persen dibandingkan saat pandemi.
Ia menyebutkan beberapa instansi keimigrasian di Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Zhuhai, dan Manzhouli sudah dapat memberikan pelayanan cepat kepada pemohon, yakni kurang dari 30 menit.
Ia juga menyebutkan sekitar 65 juta warga China telah keluar-masuk negara tersebut sepanjang tahun 2022 atau berkurang 10 juta dibandingkan tahun 2021.
Sekitar 47 juta warga Hong Kong dan Makau serta 4,5 juta warga negara asing telah keluar-masuk China pada tahun 2022.
Baca juga: 2,1 miliar perjalanan diperkirakan terjadi selama mudik Imlek di China
Baca juga: PCR massal di kampus dan sekolahan China ditiadakan
Pariwisata China dan Singapura diperkirakan akan pulih
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
HAK CIPTA © ANTARA 2023