Tuesday, April 16, 2024
HomeInternational61 negara teken seruan aksi penggunaan AI bertanggung jawab di militer

61 negara teken seruan aksi penggunaan AI bertanggung jawab di militer



Den Haag (ANTARA) – Sebanyak 61 negara mengamankan Seruan Aksi untuk pengembangan dan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) yang bertanggung jawab di bidang militer.

Indonesia, China, dan Amerika Serikat termasuk di antara negara-negara yang menginginkan seruan tersebut.

China dan Amerika Serikat merupakan dua negara dengan kecerdasan industri buatan dalam militer yang paling maju.

“Inilah waktunya untuk membentuk masa depan kita,” kata Menteri Luar Negeri Belanda Wopke Hoekstra dalam sesi penutupan konferensi REAIM 2023 di Den Haag, Kamis waktu setempat.

REAIM 2023 adalah platform bagi semua pemangku kepentingan untuk membahas peluang, tantangan, dan risiko utama yang terkait dengan penggunaan kecerdasan buatan di dunia militer.

Menurut Wopke, penanganan kecerdasan buatan mungkin tidak akan sama dengan jenis senjata lain karena memiliki sisi baik dan buruk.

“Seruan saya untuk Anda semua sederhana. Mari bersama-sama kita membuka jalan (untuk pengembangan AI yang bertanggungjawab),” kata Wopke.

Baca juga: Menlu Belanda melarang duniai pengaturan AI dalam militer

Dalam Seruan Aksi tersebut, negara-negara diajak untuk mengembangkan kerangka nasional, strategi dan prinsip-prinsip AI yang bertanggungjawab di bidang militer.

Negara juga perlu meningkatkan pemahaman mengenai AI dalam militer melalui riset, pelatihan, dan peningkatan kapasitas, serta melibatkan sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi untuk mempromosikan pengembangan AI yang bertanggung jawab di ranah militer.

Pengembangan teknologi di bidang kecerdasan buatan pada umumnya dapat dilihat di sektor sipil. Oleh karena itu perlunya pengembangan AI di sektor militer menjadi tantangan bagi semua pemangku kepentingan terkait.

“Kami berkomitmen untuk melanjutkan dialog global terkait kecerdasan buatan yang bertanggung jawab di bidang militer serta mengajak para pihak untuk mengambil tanggung jawab dalam berkontribusi untuk keamanan dan stabilitas internasional sesuai dengan hukum internasional,” demikian isi Seruan Aksi tersebut.

Salah satu kekhawatiran terkait pemanfaatan AI di militer adalah pengembangan sistem persenjataan otonom yang tidak lagi melibatkan manusia.

Baca juga: NGO Belanda desak perumusan pakta senjata otonom penuh

Pemerintah Belanda mengadakan konferensi tentang penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang bertanggung jawab di sektor militer (REAIM 2023) di Den Haag.

Konferensi yang dilaksanakan pada 15-16 Februari itu diikuti oleh peserta dari 70 negara. Ajang itu merupakan yang pertama digelar oleh Belanda dan diharapkan bisa menjadi ajang tahunan.

Untuk penyelenggaraan konferensi pertama ini, Belanda menggandeng Korea Selatan sebagai co-host.

Konferensi serupa akan digelar kembali tahun depan dengan Korea Selatan sebagai tuan rumah.

Baca juga: Amnesty International garisbawahi tiga poin pengaturan AI di militer

Pewarta: Sri Haryati
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
HAK CIPTA © ANTARA 2023



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments