Tuesday, October 22, 2024
HomeTop NewsKargo Bulan Seperti Abu Manusia dan Minuman Olahraga di Cakrawala Bulan Memicu...

Kargo Bulan Seperti Abu Manusia dan Minuman Olahraga di Cakrawala Bulan Memicu Perdebatan Hukum | – Waktu India



NEW DELHI: Dalam perlombaan untuk membuka kunci potensi komersial Bulan depan, sejumlah rencana yang tidak konvensional dan didanai swasta bermunculan, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai kesenjangan dalam pengawasan dan ambiguitas hukum. Ketika NASA mendorong peningkatan aksesibilitas terhadap satelit alami Bumi, kurangnya peraturan yang mengatur aktivitas bulan telah menjadi masalah yang mendesak.
Perusahaan swasta dan negara-negara baru yang bergerak di bidang antariksa bersiap-siap untuk mengirim pendarat ke bulan, dan muatan mereka termasuk abu manusia, wadah minuman olahraga, dan bahkan proposal untuk salib Kristen besar-besaran yang terbuat dari tanah bulan. Leslie Tennen, seorang pengacara yang berspesialisasi dalam hukum antariksa internasional, memperingatkan tentang perlunya menghindari kontaminasi bulan dengan bahan biologis dan kimia serta sampah.
Misi baru-baru ini yang dilakukan oleh perusahaan AS, Astrobotic, yang bertujuan untuk mengirimkan abu manusia dan sekaleng minuman olahraga Jepang ke bulan, menyoroti kekosongan hukum saat ini. Berdasarkan undang-undang AS, barang-barang dapat dikirim ke bulan selama lembaga federal menyatakan bahwa peluncuran tersebut tidak membahayakan kesehatan masyarakat, keselamatan, keamanan nasional, atau kewajiban internasional.
Ketika NASA semakin bergantung pada perusahaan swasta untuk mengurangi biaya misi ke bulan, tidak adanya pedoman yang jelas untuk aktivitas permukaan bulan menjadi lebih jelas. Dengan tidak adanya undang-undang atau standar AS mengenai permukaan bulan, kekhawatiran akan potensi konflik antara perusahaan AS dan negara lain yang beroperasi di permukaan bulan semakin meningkat.
Para wirausaha menjajaki beragam peluang, termasuk pembangunan salib Kristen setinggi dua lantai di bulan. Justin Park, seorang pengusaha yang berbasis di Washington, DC, menekankan pentingnya menghindari peraturan yang terlalu membatasi, dengan menyatakan bahwa peraturan yang ketat dapat menghambat pertumbuhan industri yang sedang berkembang.
Namun, kurangnya peraturan telah menimbulkan kontroversi, seperti yang ditunjukkan oleh Celestis, sebuah perusahaan berbasis di Texas yang meluncurkan jenazah manusia yang dikremasi ke luar angkasa. Bangsa Navajo mengkritik Celestis karena misi peringatannya, menganggapnya tidak sopan, karena bulan memiliki makna sakral dalam budaya mereka.
CEO Celestis Charles Schafer membela keputusan perusahaan tersebut, dengan menyatakan bahwa keputusan misi luar angkasa tidak boleh didasarkan pada pertimbangan agama. Sementara itu, kekhawatiran semakin berkembang bahwa tidak adanya peraturan dapat melanggar Perjanjian Luar Angkasa tahun 1967, yang mewajibkan negara-negara untuk memberi otorisasi dan mengawasi kegiatan antariksa lembaga non-pemerintah.
Dengan adanya satu lagi pesawat pendarat bulan swasta AS yang akan segera diluncurkan, kurangnya peraturan di bulan berisiko bertentangan dengan perjanjian internasional. Urgensi untuk menetapkan pedoman internasional yang jelas mengenai perilaku bulan ditekankan oleh para ahli yang berpendapat bahwa diskusi di tingkat internasional sudah lama tertunda.
(Dengan masukan dari agensi)





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments