Komite Kebijakan Moneter (MPC) Bank Negara Pakistan (SBP) telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan sebesar 22% untuk dua bulan ke depan, dalam pertemuan yang diadakan pada hari Senin.
Rapat komite, yang dipimpin oleh gubernur SBP, mencatat bahwa meskipun terjadi penurunan tajam di bulan Februari, inflasi tetap berada pada tingkat yang tinggi, dan menambahkan bahwa prospek inflasi juga rentan terhadap risiko di tengah tingginya ekspektasi inflasi.
Ini adalah keputusan keenam berturut-turut bank sentral untuk mempertahankan suku bunga kebijakan tidak berubah.
MPC lebih lanjut menilai bahwa keadaan ini memerlukan pendekatan yang hati-hati dan kesinambungan sikap moneter saat ini untuk menurunkan inflasi ke kisaran target 5-7% pada bulan September 2025. “Komite menegaskan kembali bahwa penilaian ini juga bergantung pada kelanjutan konsolidasi fiskal yang ditargetkan dan realisasi tepat waktu dari aliran masuk eksternal yang direncanakan,” tambah pernyataan SBP.
MPC mencatat beberapa perkembangan penting sejak pertemuan terakhirnya, yang mempunyai implikasi terhadap prospek makroekonomi. “Pertama, data terbaru terus menggambarkan peningkatan moderat dalam aktivitas ekonomi, yang dipicu oleh peningkatan output pertanian. Kedua, neraca transaksi berjalan eksternal ternyata lebih baik dari yang diperkirakan dan telah membantu mempertahankan penyangga valuta asing meskipun arus masuk keuangan melemah. ” kata pernyataan itu.
Lebih lanjut dikatakan bahwa meskipun ekspektasi inflasi di dunia usaha telah menunjukkan peningkatan yang stabil sejak bulan Desember, ekspektasi inflasi di kalangan konsumen juga sedikit meningkat di bulan Maret. “Terakhir, di sisi global, meski tren harga komoditas secara umum masih terkendali, harga minyak justru meningkat; sebagian mencerminkan situasi tegang yang terus berlanjut di Laut Merah,” tambahnya.
Selain itu, di tengah ketidakpastian mengenai prospek inflasi, MPC mengatakan, bank-bank sentral utama di negara maju dan berkembang terus mempertahankan sikap kebijakan moneter yang hati-hati dalam pertemuan-pertemuan baru-baru ini.
IMF telah menuntut untuk tidak menurunkan suku bunga dan dunia usaha juga menuntut untuk menurunkannya. Bank Negara juga akan memberi pengarahan kepada para ekonom mengenai kebijakan moneter baru hari ini.
