Sunday, October 20, 2024
HomeNationalNasib Orang Kaya: Dituntut Rp1 T, Hingga Harta Lenyap Rp864 T

Nasib Orang Kaya: Dituntut Rp1 T, Hingga Harta Lenyap Rp864 T



Jakarta, CNBC Indonesia – Kisah orang kaya raya mewarnai pasar keuangan dalam dan luar negeri di pekan ini. Tapi bukan kabar baik, tapi mengalami masalah hukum, hingga harta kekayaan yang hilang ratusan triliun rupiah.

Dari dalam negeri, Bank OCBC NISP melaporkan jajaran manajemen kunci dan pemegang saham PT Hari Mahardika Utama (HMU) ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Salah satu nama yang dilaporkan adalah, Susilo Wonowidjojo yang juga merupakan pemilik PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Laporan tersebut terkait dugaan tindak pidana pemalsuan surat, kecurangan dan tindak pidana pencucian uang. Bank OCBC NISP juga melaporkan Direksi dan Komisaris PT Hair Star Indonesia (PT HSI), yang sebelumnya merupakan anak perusahaan PT HMU yang telah merugikan Bank OCBC NISP berupa kredit macet hingga nilainya kurang lebih Rp 232 Miliar dan total sekitar Rp 1 Triliun di beberapa Bank lainnya .

Susilo Wonowidjojo merupakan salah satu orang kaya di Indonesia. Menurut Forbes, ia menempati urutan ke-14 orang terkaya RI dengan harta senilai US$ 3,5 miliar atau setara sekitar Rp 51 triliun.

Susilo Wonowidjojo kerap dikenal dengan Cai Daoping, merupakan anak ketiga dari Tjoa Jien Hwie alias Surya Wonowidjojo pendiri dari GGRM. Melansir laman resminya, GGRM telah berdiri sejak 1958 di Kediri, Jawa Timur.

Sementara dari luar negeri, Gautam Adani, orang kaya Asia dan ketiga dunia menjadi perhatian utama. Dalam 10 hari, kekayaan Adani menurun hingga US$ 58 miliar atau sekitar 864 Triliun (kurs Rp 14.899/US$). Akibatnya, Adani menurun ke urutan 17 orang terkaya di dunia, berdasarkan Forbes Real Time Billionaire, kekayaan kini sebesar US$ 61,9 miliar.

Lenyapnya kekayaan konglomerat asal India ini terjadi akibat anjloknya sejumlah perusahaan miliknya yang tergabung dalam Adani Group. Hal ini terjadi pasca dirilisnya laporan oleh Hindenburg Research yang menuduh kerajaan bisnis yang dikendalikan Gautam Adani melakukan penangkapan saham.

Penelitian Hindenburg, dana lindung nilai dengan strategi pendek penjualan yang sebelumnya sempat menginvestigasi sejumlah perusahaan SPAC dan kripto, kini membidik taipan kekayaan sebagai sasaran baru.

Pada Rabu (25/1) pekan lalu, tepat saat pasar saham India dibuka, Hindenburg mengeluarkan laporan panjang yang mengklaim bahwa Adani melakukan “penipuan terbesar dalam sejarah perusahaan.”

Dalam laporannya, Hindenburg menuduh Adani Group melakukan “manipulasi saham dan bersekongkol melakukan penipuan akuntansi” yang telah dijalankan selama beberapa dekade.

Penipuan dan persekongkolan tersebut, menurut Hindenburg, sebagian dilakukan melalui perusahaan labirin cangkang. Laporan tersebut juga mencatat bahwa Grup Adani sebelumnya telah terlibat dalam tuduhan korupsi, pencucian uang, dan pencurian dana pembayar pajak oleh otoritas terkait di India.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Bos Gudang Garam Bangun Bandara, Sahamnya Kok Ambles 25%?


(pap/pap)




Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments