Friday, October 18, 2024
HomeNationalAda Kabar Baik Dari AS, IHSG Akan Buka Lagi

Ada Kabar Baik Dari AS, IHSG Akan Buka Lagi






Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat pada awal perdagangan sesi I Rabu (10/7/2024), di tengah kepercayaan diri pasar bahwa era suku bunga tinggi dapat berakhir setidaknya pada penghujung tahun ini..

IHSG dibuka menguat 0,29% ke posisi 7.291,05 pada pembukaan perdagangan hari ini. Selang 23 menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas sedikit menjadi 0,19% ke 7.283,95.

Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,5 triliun dengan volume transaksi mencapai 6,8 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 190.939 kali.

IHSG cenderung kembali menguat, seiring dengan kabar positif bahwa Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yakni Jerome Powell khawatir dengan era suku bunga. lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Powell menyatakan kekhawatiran bahwa menahan tingkat suku bunga terlalu tinggi dan terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Powell menyebut ada sedikit penurunan inflasi secara konsisten yang sesuai dengan target The Fed yakni ke kisaran 2%.

“Setelah kemajuan menuju target inflasi 2% pada awal tahun ini berjalan lambat, pembacaan data inflasi terbaru menunjukkan adanya kemajuan lebih lanjut yang moderat. Data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan kita bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%,” kata Powell, dikutip dariReuters.

Inflasi AS mencapai 3,3% per tahun (tahun ke tahun/tahun ke tahun) pada Juni 2024, dari 3,4% (yoy) pada Mei 2024. Inflasi inti pengeluaran swasta AS (PCE) melanda menjadi 2,6% (yoy) pada Juni 2024, dari 2,8% pada Mei.

Sebagai catatan, suku bunga The Fed saat ini berada pada kisaran 5,25%-5,50%, level tertinggi dalam 23 tahun terakhir. The Fed telah mengerek suku bunga selama 11 pertemuan dari Maret 2022 hingga Juli 2023. Suku bunga 5,25-5,50% telah bertahan selama setahun atau hingga saat ini.

Kendati inflasi sudah melanda, Powell mengingatkan jika inflasi bukanlah satu-satunya risiko yang kini dihadapi AS. Dia menunjukkan ada risiko yang dihadapi ekonomi AS jika suku bunga tinggi ditahan terlalu lama.

“Mengingat kemajuan yang telah dicapai baik dalam menurunkan inflasi maupun dalam mendinginkan pasar tenaga kerja selama dua tahun terakhir, inflasi yang tinggi bukanlah satu-satunya risiko yang kita hadapi. Terlalu lambat atau terlalu sedikit mengurangi kebijakan yang membatasi (mengekang) dapat melemahkan kegiatan ekonomi dan ketenagakerjaan secara tidak semestinya,” imbuhnya.

Menyusul pernyataan Powell, pasar berekspektasi dengan probabilitas 71% jika The Fed akan mulai memangkas bunga suku bunga pada September dan kemungkinan akan diikuti dengan pemangkasan tambahan seperempat persen menjelang akhir tahun.

Namun, anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dalam pertemuan Juni mereka hanya menunjukkan satu pemangkasan.

Pada pertemuan The Fed tanggal 11-12 Juni, proyeksi median dari 19 pejabat The Fed menunjukkan hanya satu kali pemotongan suku bunga seperempat persen hingga akhir tahun, tetapi sejak itu data inflasi datang lebih lemah dari yang diharapkan.

Bagi Indonesia, pernyataan Powell yang lebih lunak ini diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan, termasuk rupiah, IHSG dan obligasi pemerintah.

Jika The Fed memangkas suku bunga maka ketidakpastian akan mengecil di pasar keuangan global. Dana asing juga diharapkan berbondong-bondong ke pasar keuangan dalam negeri sehingga menguat rupiah, IHSG, dan harga obligasi.

RISET CNBC INDONESIA

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Loyo di Awal Pekan, Saham Mana yang Ditinggal Investor?




Artikel Selanjutnya

IHSG Naik 1%, Balik Lagi ke Level 7.000



(anak cacat/anak cacat)



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments