Friday, November 22, 2024
HomeInternationalAdvokasi Filipina 'tatanan berdasarkan aturan' di Laut China Selatan

Advokasi Filipina ‘tatanan berdasarkan aturan’ di Laut China Selatan



Istanbul (ANTARA) – Filipina, Senin, mengatakan akan mengadvokasi “tatanan internasional berdasarkan aturan” di Laut China Selatan yang disengketakan pada pertemuan puncak tahunan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

“Partisipasi saya akan menyoroti advokasi kami dalam mendorong tatanan internasional berdasarkan aturan, termasuk di Laut China Selatan, memperkuat ketahanan pangan, ekosistem keadilan iklim,” kata Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. di Manila sebelum berangkat ke Jakarta untuk menghadiri KTT ke-43 ASEAN.

Indonesia, yang saat ini menjadi ketua blok regional yang beranggotakan 10 negara, akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak pada hari Senin untuk membahas perkembangan dan memperkuat kerja sama antara blok dan mitra-mitranya. Perdamaian regional dan kekerasan politik di Myanmar yang dikuasai junta tetap menjadi agenda utama.

Marcos mengatakan bahwa dia akan “menggunakan kesempatan ini untuk memajukan prioritas Filipina di ASEAN dan bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya tidak hanya dalam mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi di kawasan ini, tetapi juga dalam mengejar peluang bagi ASEAN sebagai ‘episentrum pertumbuhan’ (pusat pertumbuhan).

Beberapa negara anggota ASEAN sedang berperang maritim dengan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan yang kaya akan mineral.

Saat Marcos berangkat ke Jakarta, Filipina dan Amerika Serikat melakukan pelayaran maritim bilateral di perairan Filipina yang terletak di barat Palawan.

Di Jakarta, KTT ASEAN dimulai dengan pertemuan menteri luar negeri negara anggota ASEAN.

Zambry Abd Kadir, Menteri Luar Negeri Malaysia, mengatakan bahwa persatuan dan keharmonisan di antara negara-negara anggota “sangat penting, terutama ketika ASEAN menegaskan dirinya sebagai pendorong kawasan yang damai dan stabil.”

Namun, dia menyatakan “kekecewaan besar” atas perluasan keadaan darurat di Myanmar.

Menggarisbawahi “krisis politik yang berkepanjangan” di Myanmar, Zambry juga menyatakan tentang memburuknya situasi ekonomi, berlanjutnya kekerasan yang meluas, dan terbatasnya akses kemanusiaan di negara tersebut.

KTT tersebut akan berakhir pada hari Kamis.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Filipina kembali kerahkan pasukan di LCS setelah insiden dengan Tiongkok
Baca juga: Filipina mendukung kelangsungan perundingan CoC Laut China Selatan
Baca juga: AS dukung Filipina melawan intimidasi China di LCS

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Redaktur: Atman Ahdiat
HAK CIPTA © ANTARA 2023



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments