Sunday, October 20, 2024
HomeBisnisAir: Garis hidup dalam menghadapi krisis iklim | Tribun Ekspres

Air: Garis hidup dalam menghadapi krisis iklim | Tribun Ekspres


ISLAMABAD:

Air memiliki tiga bentuk: cair, padat, dan uap, dan bentuknya berubah seiring suhu. Permukaan bumi memiliki sekitar 75% air cair dan es. Karena air terus-menerus berpindah antara atmosfer, daratan, dan lautan, hal ini berdampak pada iklim dan ekosistem. Air dapat menyerap panas dan menukarkannya ke berbagai bagian sistem bumi dan sangat penting bagi semua kehidupan di bumi. Peningkatan populasi manusia telah menyebabkan peningkatan ekstraksi dan penggunaan air, selain mencemari air dengan limbah, padatan, dan limbah limbah. Hal ini telah sangat mengurangi ketersediaan air tawar, baik untuk konsumsi manusia maupun ekosistem. Selain itu, pemanasan global mengubah siklus air melalui pemanasan air yang disebabkannya, sehingga cukup sering mengubah bentuknya. Meningkatnya kecenderungan perubahan bentuk air juga mengubah sistem bumi dan mempercepat sirkulasi air di atmosfer, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap frekuensi dan tingkat keparahan kekeringan dan banjir yang dihadapi Pakistan setiap tahunnya.

Air berputar melalui sistem bumi karena panas yang diterima dari Matahari. Air menyerap sinar matahari, dan peningkatan energi meningkatkan getaran molekul air cair, mengubahnya menjadi uap air. Penguapan air memindahkan panas dari permukaan daratan dan lautan ke atmosfer. Hampir 90% air di atmosfer berasal dari penguapan, dan 10% lainnya berasal dari pelepasan uap air melalui transpirasi tumbuhan.

Dengan menyerap dan memancarkan kembali panas, air merupakan gas rumah kaca yang paling melimpah di atmosfer bumi. Molekul air hanya bertahan di atmosfer selama sembilan hari sebelum jatuh sebagai hujan. Gas rumah kaca lainnya seperti karbon dioksida dan dinitrogen oksida bertahan di atmosfer lebih lama. Oleh karena itu, gas-gas rumah kaca ini adalah penyebab utama pemanasan bumi, meskipun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan air di atmosfer. Pemanasan seperti ini dapat menyebabkan lebih banyak penguapan, yang dapat mengakibatkan pemanasan tambahan.

Karena kehidupan di Bumi sangat bergantung pada ketersediaan air dalam bentuk cair untuk flora dan fauna, maka perlu dicari cara untuk mengurangi pemanasan global. Cara berkelanjutan untuk mengurangi pemanasan global adalah melalui solusi berbasis alam seperti restorasi ekologi melalui inisiatif perkebunan seperti penanaman miliaran dan sepuluh miliar pohon, konservasi tanah, bioteknologi, dan intervensi lainnya. Proyek pengelolaan DAS Tarbela dan Mangla di Khyber-Pakhtunkhwa (KP) dan Azad Jammu & Kashmir (AJK) adalah contoh nyata dari solusi berbasis alam yang ekstensif untuk meningkatkan waktu tinggal air dalam bentuk cair, yang merupakan solusi paling mudah didapat. bentuk kehidupan di Bumi.

Selain siklus air, kualitas air juga mengalami penurunan akibat pembuangan limbah cair, limbah padat, dan limbah yang tidak diolah langsung ke sungai, sungai kecil, dan kanal. Pencemaran air juga menghambat ketersediaan air bagi kehidupan di Bumi. Pencemaran air merupakan masalah yang terus meningkat di pusat-pusat perkotaan, menyebabkan banyak penyakit pada manusia dan hewan serta merusak lingkungan. Oleh karena itu, penyusutan sumber daya air disebabkan oleh pusat-pusat perkotaan, yang sebagian besar disebabkan oleh perluasan wilayah perkotaan.

Cara ke depan untuk mengelola tantangan air adalah dengan mengembangkan kebijakan dan strategi cerdas air yang bertujuan untuk mengurangi pemanasan global melalui berbagai teknik adaptasi dan mitigasi yang digunakan oleh negara-negara maju. Kedua, polusi air yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair dan limbah padat dan limbah yang tidak diolah dan mengandung bahan kimia ke badan air harus dikendalikan melalui praktik seperti pencernaan anaerobik limbah padat organik dan limbah limbah. Demikian pula pengelolaan air berbasis masyarakat harus didorong untuk meningkatkan ketersediaan air secara kuantitatif dan kualitatif.

Penulis adalah seorang PhD di bidang Manajemen Sumber Daya Alam dan bekerja di lembaga lingkungan hidup dan perubahan iklim nasional dan regional

Diterbitkan di The Express Tribune, 18 Septemberth2023.

Menyukai Bisnis di Facebook, mengikuti @TribuneBiz di Twitter untuk tetap mendapat informasi dan bergabung dalam percakapan.





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments