Friday, March 29, 2024
HomeInternationalAkhiri kunjungan ke Kongo, Paus Fransiskus ke Sudan Selatan

Akhiri kunjungan ke Kongo, Paus Fransiskus ke Sudan Selatan



Kinshasa (ANTARA) – Paus Fransiskus mengakhiri kunjungan ke Republik Demokratik Kongo pada Jumat dan bertolak ke negara tetangga Sudan Selatan, yang sudah berjuang puluhan tahun untuk mengatasi konflik dan kemiskinan ekstrim.

Kali ini adalah kunjungan ketiga Fransiskus ke Afrika sub-Sahara sejak kepausannya dimulai pada 2013.

Meski dia yang berusia 86 tahun itu disambut meriah oleh massa di ibu kota Kongo, Kinshasa, dia menyaksikan kenyataan dampak perang, kemiskinan, dan kelaparan yang melanda negara itu.

Pada Rabu (1/2), dia mendengar cerita para korban konflik di Kongo timur yang melihat langsung pembunuhan kerabat dekat mereka dan menjadi sasaran pembunuhan seksual, amputasi, dan kanibalisme secara paksa.

Fransiskus mengutuk kekejaman itu sebagai kejahatan perang dan mendesak semua pihak, baik internal maupun eksternal, yang memprakarsai peperangan guna menjarah sumber daya mineral di Kongo, untuk berhenti mengisi diri dengan “uang yang berlumuran darah”.

Francis menekankan bahwa konflik yang terjadi dipicu oleh keserakahan, dan mengatakan warga Kongo dan seluruh dunia harus menyadari bahwa manusia lebih berharga daripada sumber daya mineral yang terkandung di bumi.

Baca juga: Studi: Lebih banyak anak meninggal secara tak langsung akibat konflik

Setelah bertemu dengan para uskup Kongo di Kinshasa pada Jumat pagi dan mengadakan upacara perpisahan di bandara, pesawat Francis dijadwalkan lepas landas pada pukul 09.40 GMT atau 16.40 WIB menuju Juba, ibu kota Sudan Selatan, dan akan mendarat sekitar pukul 13.00 GMT atau 20.00 WIB.

Di Sudan Selatan, Fransiskus akan ditemani oleh Uskup Agung Canterbury Justin Welby, kepala Komuni Anglikan di seluruh dunia, dan oleh Moderator Majelis Umum Gereja Skotlandia, Iain Greenshields.

Ini adalah perjalanan luar negeri bersama pertama dari ketiga pemimpin Kristen itu, yang mereka sebut sebagai ziarah perdamaian.

Baca juga: Paus Fransiskus desak kaum muda Afrika untuk jauhi korupsi

Sudan Selatan memerdekakan diri dari Sudan pada 2011, setelah konflik utara-selatan yang berlangsung lama.

Pada 2013, perang saudara terjadi kembali dan meskipun kedua pihak telah mencapai kesepakatan damai pada 2018, kekerasan dan kelaparan masih melanda negara itu.

Fransiskus sudah lama ingin mengunjungi Sudan Selatan yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, tapi selalu tertunda karena ketidakstabilan di lapangan.

Salah satu isyarat yang paling luar biasa dari kepausannya yaitu saat Fransiskus ajak mencium kaki para pemimpin perang Sudan Selatan di Vatikan pada April 2019, dan mendesak mereka untuk tidak lagi melakukan perang saudara.

Sumber: Reuters

Baca juga: PBB: Kekerasan di Sudan Selatan menewaskan 166 warga sipil

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Redaktur: M Razi Rahman
HAK CIPTA © ANTARA 2023



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments