Friday, March 29, 2024
HomeInternationalAnggota DK PBB mendesak Taliban Afghanistan untuk membatalkan larangan terhadap wanita -...

Anggota DK PBB mendesak Taliban Afghanistan untuk membatalkan larangan terhadap wanita – SEPERTI TV



Beberapa anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah mendesak Taliban Afghanistan untuk mengakhiri perlakuan represifnya terhadap perempuan di Afghanistan, karena kelompok tersebut terus memberlakukan kebijakan yang membatasi pendidikan dan pekerjaan mereka.

Menurut laporan media internasional, DK PBB yang beranggotakan 15 orang bertemu secara pribadi pada hari Jumat – atas permintaan Uni Emirat Arab dan Jepang – untuk membahas keputusan pemerintahan pimpinan Taliban, yang merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021 setelah pasukan AS penarikan.

Sejak itu, Taliban telah menekan perempuan dari hampir semua bidang kehidupan publik, melarang mereka dari pendidikan menengah dan tinggi, pekerjaan sektor publik, dan mengunjungi taman.

“Kami mendesak Taliban untuk segera membatalkan semua tindakan penindasan terhadap perempuan dan anak perempuan,” kata Duta Besar Jepang Ishikane Kimihiro, berbicara atas nama 11 anggota Dewan Keamanan, pada hari Jumat.

Ke-11 anggota – Albania, Brasil, Ekuador, Prancis, Gabon, Jepang, Malta, Swiss, UEA, Inggris Raya, dan Amerika Serikat – meminta Taliban untuk “menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan, dan hak mereka yang penuh dan setara.” dan partisipasi dan inklusi yang berarti di semua aspek masyarakat di Afghanistan, dari politik dan ekonomi, hingga pendidikan dan ruang publik”.

Mereka juga meminta pihak berwenang di Afghanistan untuk mencabut larangan perempuan bekerja untuk kelompok bantuan atau menghadiri universitas dan sekolah menengah.

Beberapa kelompok bantuan internasional menangguhkan pekerjaan mereka di Afghanistan karena larangan terbaru, yang diumumkan oleh pemerintah Taliban pada 24 Desember.

“Situasi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan harus tetap menjadi agenda utama Dewan Keamanan,” kata pernyataan hari Jumat.

PBB mengatakan 97 persen warga Afghanistan hidup dalam kemiskinan, dua pertiga populasi membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup, dan 20 juta orang menghadapi kelaparan akut.

Sesuai laporan, Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell menggambarkan larangan pekerja bantuan perempuan sebagai “salah sekaligus berbahaya”, menurut sambutannya yang disiapkan untuk pertemuan pribadi Dewan Keamanan pada hari Jumat.

“Bukan hiperbola untuk mengatakan bahwa tanpa mereka, nyawa akan hilang, anak-anak akan mati,” katanya.

Tim putra Australia baru-baru ini menarik diri dari seri kriket melawan Afghanistan yang dijadwalkan Maret menyusul pembatasan lebih lanjut atas hak-hak perempuan dan anak perempuan yang diberlakukan oleh Taliban.



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments