Friday, October 18, 2024
HomeSains dan LingkunganApakah Seks di Luar Angkasa Suatu Kemungkinan di Masa Depan? Para...

Apakah Seks di Luar Angkasa Suatu Kemungkinan di Masa Depan? Para Ahli Menimbang


Sejak dahulu kala umat manusia telah terpikat oleh ruang angkasa. Dari mengirim pesawat ruang angkasa untuk menyelidiki asteroid hingga mengerahkan penjelajah di Mars, ketertarikan kita telah meluas ke misi bulan, yang berpuncak pada misi Artemis III yang akan datang—sebuah upaya untuk mengirim manusia ke Bulan untuk pertama kalinya sejak Apollo 17 pada tahun 1972.

Saat ini para astronot menghuni Stasiun Luar Angkasa Internasional, melakukan aktivitas seperti menanam sayuran dan melakukan berbagai eksperimen ilmiah. Ketika umat manusia menjelajah ruang angkasa lebih dalam, termasuk misi potensial ke Mars, muncul pertanyaan yang belum terjawab: Bisakah manusia melakukan aktivitas seksual dan hamil di luar angkasa?

Gayaberat mikro di luar angkasa menyulitkan benda atau manusia untuk tinggal di satu tempat, sehingga mengesampingkan kemungkinan logistik untuk berhubungan seks di luar angkasa. Namun, tidak ada bukti atau eksperimen ilmiah yang dapat menyatakan hal ini dengan pasti.

“Belum ada seorang pun yang pernah berhubungan seks di luar angkasa, atau setidaknya mengaku pernah berhubungan seks di luar angkasa,” Adam Watkins, seorang profesor fisiologi reproduksi dan perkembangan di Universitas Nottingham, melaporkan Newsweek.

Selain kesulitan untuk tetap diam, seks di luar angkasa mungkin disertai dengan masalah lain, yaitu cairan tubuh. Di mana pun terdapat gayaberat mikro, terdapat cairan yang menyatu menjadi gumpalan bola, yang cenderung beterbangan ke mana-mana kecuali segera dihentikan.

Hal lainnya adalah kehamilan luar angkasa. Gayaberat mikro yang ada di luar angkasa tidak hanya akan mempersulit kehamilan di luar angkasa tetapi juga dapat menyebabkan cacat pada perkembangan janin. “Mengenai kehamilan di luar angkasa, jawaban sederhananya adalah tidak ada yang tahu,” kata Watkins.

Teknologi mutakhir dapat mengatasi tantangan gayaberat mikro. Watkins mengusulkan bahwa penggunaan perangkat sentrifugal dapat melawan ketiadaan gravitasi, yang sangat penting untuk perkembangan rahim.

Selain itu, untuk perjalanan luar angkasa ke benda-benda angkasa seperti Mars, Watkins merekomendasikan pengiriman bahan reproduksi yang dikeringkan dan dibekukan daripada individu yang hamil karena potensi masalah seperti disfungsi ereksi yang diamati pada astronot pria pasca misi luar angkasa.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam The FASEB Journal, risiko disfungsi ereksi tidak hanya terjadi saat astronot berada di luar angkasa, namun juga dapat berlanjut dalam jangka waktu lama bahkan setelah mereka kembali ke Bumi.



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments