Jakarta, CNBC Indonesia – China memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk “berhenti menciptakan musuh imajiner” setelah kedua negara tersebut mengkritik tindakan Beijing di Laut China Selatan dalam pertemuan di Tokyo, Minggu (28/7/2024).
“Kami mendesak AS dan Jepang untuk segera berhenti mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok dan berhenti menciptakan musuh imajiner,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian, dilansir Kantor Berita AFPSenin (29/7/2024).
Setelah pertemuan di ibu kota Jepang tersebut, AS dan tuan rumah mengecam “tindakan yang mengganggu” dari Beijing di Laut China Selatan serta mengutuk kerja sama militer yang semakin erat antara Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dan rekan-rekan Jepang mereka “mengulangi keberatan kuat mereka terhadap klaim maritim yang melanggar hukum oleh Republik Rakyat China (RRC), militerisasi fitur yang direklamasi, serta kegiatan yang mengancam dan provokatif di Laut China Selatan,” kata pernyataan bersama tersebut..
Tindakan China yang “mengganggu stabilitas di kawasan ini meliputi pertemuan tidak aman di laut dan udara, upaya untuk mengganggu eksploitasi sumber daya lepas pantai negara lain, serta penggunaan kapal penjaga pantai dan milisi maritim yang berbahaya,” tambah pernyataan tersebut.
Mereka menuduh Tiongkok “meningkatkan upaya untuk secara sepihak mengubah status quo dengan kekuatan atau paksaan di Laut China Timur” dan bahwa “kebijakan luar negeri Tiongkok berusaha membentuk kembali tatanan internasional untuk kepentingannya sendiri dengan mengorbankan orang lain.”
Lin juga mengatakan bahwa pernyataan bersama tersebut “mengabaikan fakta, mencampuradukkan yang benar dan yang salah, serta menyerang kebijakan luar negeri Tiongkok secara jahat”.
Ia menambahkan bahwa komunike tersebut “secara kejam mencampurkan urusan dalam negeri Tiongkok, menyerang dan mencemarkan nama baik Tiongkok terkait isu maritim, memberikan opini sembarangan tentang perkembangan militer dan kebijakan perlindungan Tiongkok yang normal, melebih-lebihkan dan membuat kekaisaran tentang ancaman Tiongkok, serta secara jahat membesar-besarkan ketegangan regional.”
“Tiongkok sangat menyesal dan dengan tegas menentang hal ini,” kata Lin.
(luc)
Artikel Selanjutnya
Jepang-Korsel Tiba-Tiba Merapat ke China, AS Gimana?