Friday, March 29, 2024
HomeGaya HidupAsosiasi konsumen dukung BRIN riset produk tembakau alternatif

Asosiasi konsumen dukung BRIN riset produk tembakau alternatif



Jakarta (ANTARA) –

Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO) mendukung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan riset dan kajian ilmiah riset produk tembakau alternatif.

Pasalnya, belum ada penelitian menyeluruh yang dilakukan bagi produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi untuk produk seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, maupun kantong nikotin.

Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan mengatakan produk tembakau alternatif terbukti berdasarkan kajian ilmiah memiliki profil risiko yang lebih rendah.

Fakta ini ditemukan oleh riset-riset lembaga pemerintah berbagai negara, tetapi Indonesia belum diteliti.

Sangat disayangkan, pemerintah belum juga meriset produk ini. Kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif baru dilakukan di tingkat perguruan tinggi.

“Setahu kami, pemerintah belum pernah melakukan kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif. Mudah-mudahan, pemerintah dalam hal ini, BRIN, dapat melakukan kajian ilmiah dan bekerja sama dengan AKVINDO,” kata Paido.

Maka, AKVINDO siap berkolaborasi. Harapannya, Paido melanjutkan, hasil kajian ilmiah yang dilakukan pemerintah dapat menjadi sumber informasi yang komprehensif bagi masyarakat luas, khususnya para perokok dewasa.

Sebab, sampai saat ini masih berkembang informasi yang keliru mengenai produk tembakau alternatif.

Pada kesempatan berbeda, Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri, juga mendukung adanya riset yang dilakukan pemerintah.

Tujuannya agar konsumen mengetahui secara menyeluruh manfaat hingga dampak dari konsumsi produk tembakau alternatif.

“Mereka bisa menilai dengan adil keberadaan produk ini. Sebenarnya tidak hanya penting bagi konsumen, penelitian juga penting untuk masyarakat secara umum, terutama perokok dewasa yang ingin mencoba berhenti merokok,” katanya.

Selain sebagai sumber informasi, hasil penelitian tersebut juga dapat menjadi referensi dalam pembuatan kebijakan. Dengan begitu, pemerintah menghadirkan regulasi yang berbasiskan profil risiko bagi produk tembakau alternatif.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, Dr Dwinita Wikan Utami mengatakan kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif masih sedikit.

Secara paralel, Dwinita, ia mengapresiasi akademisi lebih lanjut dari berbagai universitas yang sudah mulai menggencarkan kajian ilmiah produk tembakau alternatif.

“Kita perlu meningkatkan kajian atau riset karena masalah tembakau itu penting,” katanya.

Dwinita melanjutkan, kolaborasi dengan para akademisi di berbagai universitas juga perlu ditingkatkan lagi sehingga terciptanya informasi dan peninjauan sejauh mana kajian ilmiah produk tembakau alternatif dilakukan.

“Dengan kolaborasi, jadi ada sesi berbagi dengan penelitian publik kami untuk saling memberi informasi sebagai ajang komunikasi dan diskusi. Sehingga, peluang kerja sama terkait penguatan risetnya bisa terbuka,” kata Dwinita.

Baca juga: Risiko alternatif tembakau disebut lebih rendah dari rokok

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Siti Zulaikha
HAK CIPTA © ANTARA 2023



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments