Persaudaraan Bollywood mendapat kejutan besar pada hari Rabu ketika ayah aktor Malaika Arora, Anil Mehta, diduga meninggal karena bunuh diri dengan melompat dari teras kediamannya di Mumbai, kata polisi pada hari Rabu. Anil Mehta berusia 62 tahun ketika ia dilaporkan meninggal karena bunuh diri, yang penyebabnya belum diketahui. Sementara penyelidikan sedang dilakukan untuk menyelidiki semua kemungkinan, insiden itu sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang kesehatan mental orang tua tersebut. Menurut beberapa laporan media, sumber mengklaim bahwa sebelum insiden tragis itu, Anil Mehta dilaporkan telah memberi tahu putrinya Malaika dan Amrita melalui telepon bahwa ia “sakit dan lelah”.
Dr Gorav Gupta, CEO & Psikiater Senior, Tulasi Healthcare, Gurugram, berbagi, “Bunuh diri tragis ayah Malaika Arora baru-baru ini telah menyoroti masalah bunuh diri yang sering kali terabaikan di kalangan lansia. Peristiwa yang menyedihkan ini telah menggarisbawahi perlunya memahami penyebab utama, mengidentifikasi tanda-tanda peringatan, dan menerapkan strategi pencegahan yang efektif untuk populasi yang rentan ini.”
Penyebab Utama Bunuh Diri di Kalangan Lansia
Dr Gorav Gupta menyebutkan penyebab utama yang membuat orang lanjut usia rentan dan putus asa, dan dalam kasus ekstrem, mengarahkan mereka ke bunuh diri.
1. Penyakit Kronis dan Rasa Sakit: Banyak lansia yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan radang sendi. Rasa sakit yang terus-menerus dan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan perasaan putus asa dan putus asa.
2. Gangguan Kesehatan Mental: Depresi merupakan faktor risiko yang signifikan untuk bunuh diri pada lansia. Sayangnya, depresi sering kali tidak terdiagnosis dan tidak diobati pada kelompok usia ini. Masalah kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan dan demensia, juga berkontribusi terhadap munculnya pikiran untuk bunuh diri.
3. Isolasi Sosial dan Kesepian: Lansia lebih mungkin mengalami isolasi sosial karena kehilangan pasangan, anggota keluarga, atau teman. Kesepian dapat memperburuk perasaan tidak berharga dan putus asa.
4. Hilangnya Kemandirian: Ketidakmampuan untuk hidup mandiri, baik karena penurunan fisik maupun kognitif, dapat menyebabkan rasa tidak berdaya dan hilangnya martabat, sehingga meningkatkan risiko bunuh diri.
5. Stres Finansial: Kesulitan ekonomi, termasuk dana pensiun yang tidak memadai dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang signifikan, yang berpotensi menimbulkan pikiran bunuh diri.
Baca Juga: Upacara Terakhir Ayah Malaika Arora: Kareena, Saif Ali Khan, Arjun Kapoor dan Selebriti Lainnya Hadir di Pemakaman
Bunuh Diri: Cara Mengenali Tanda-tanda Peringatan
Meskipun pola perilaku mungkin bervariasi dari individu ke individu, beberapa tanda peringatan utama, menurut Dr. Gorav Gupta, meliputi:
1. Perubahan Perilaku: Perubahan nyata dalam rutinitas harian, seperti mengabaikan kebersihan pribadi, perubahan pola tidur, atau menarik diri dari aktivitas sosial, dapat menjadi tanda peringatan.
2. Isyarat Verbal: Ekspresi keputusasaan, membicarakan tentang beban, atau membahas kematian dan bunuh diri harus ditanggapi dengan serius.
3. Meningkatnya Penggunaan Zat Adiktif: Meningkatnya penggunaan alkohol atau narkoba dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan mental dan keinginan bunuh diri.
4. Memberikan Harta Benda: Jika orang lanjut usia mulai memberikan harta bendanya yang berharga atau membuat persiapan yang tidak biasa untuk menghadapi kematian, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang memikirkan sesuatu yang drastis.
5. Peningkatan Suasana Hati Secara Tiba-tiba: Peningkatan suasana hati yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan setelah masa depresi dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut telah memutuskan untuk mengambil langkah tegas tetapi merugikan.
Langkah-Langkah Mencegah Bunuh Diri
Meskipun orang-orang terkasih sering kali tidak menyadari adanya kasus bunuh diri, Dr. Gupta memberikan kiat-kiat berikut yang berpotensi menurunkan kemungkinan bunuh diri:
1. Meningkatkan Koneksi Sosial: Dorong interaksi rutin dengan keluarga, teman, dan kelompok masyarakat. Dukungan sosial dapat mengurangi perasaan terisolasi dan kesepian secara signifikan.
2. Pastikan Akses terhadap Layanan Kesehatan Mental: Pemeriksaan kesehatan mental secara berkala dan akses ke perawatan yang tepat, termasuk terapi dan pengobatan, sangat penting dalam menangani depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.
3. Mengelola Kondisi Kronis: Penanganan penyakit kronis dan nyeri yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup serta mengurangi risiko depresi dan bunuh diri.
4. Tumbuhkan Rasa Tujuan: Libatkan lansia dalam kegiatan-kegiatan yang memberikan tujuan, seperti kegiatan sukarela, hobi, atau keterlibatan masyarakat.
5. Memantau dan Membatasi Akses terhadap Sarana: Jika ada risiko bunuh diri, pastikan barang-barang berbahaya seperti senjata api atau obat-obatan dalam jumlah besar tidak mudah diakses.
6. Dorong Komunikasi Terbuka: Ciptakan lingkungan di mana para lansia merasa nyaman mendiskusikan perasaan dan kekhawatiran mereka tanpa takut dihakimi.
“Dengan memahami penyebab utama, mengenali tanda-tanda peringatan, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita dapat berupaya mengurangi kejadian bunuh diri di kalangan lansia dan memastikan mereka menerima perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan yang memuaskan,” kata Dr. Gupta.