Saat umat Islam global memperingati Ramadhan, periode puasa dari matahari terbit hingga terbenam, tingkat energi dan pemeliharaan hidrasi adalah hal yang paling penting, Al Arabiya melaporkan.
Ahli Diet Klinis Sara Abdelghany dari Dubai's Healthbay Clinic membeberkan beberapa tips cara mengatasi dehidrasi, kelelahan, dan tantangan lainnya saat berpuasa di bulan suci ini.
Menurut Abdelghany, perencanaan makan sangat penting karena seseorang harus membagi kalori harian menjadi dua hingga tiga kali makan dan camilan. Jika Anda sedang berbuka puasa, ia menyarankan untuk menghindari makanan yang digoreng dan berlemak karena dapat menyebabkan sakit perut dan kembung.
Makanan olahan seperti sosis dan daging yang dilapisi tepung roti, serta sup siap saji, mengandung banyak natrium dan mono-natrium glutamat sehingga menyebabkan rasa haus yang berlebihan. Minuman manis seperti jallab, tamereddine, jus segar, dan soda menambah penambahan berat badan dan mengidam gula, sehingga menghilangkan manfaat puasa.
Meski manisan Ramadhan bisa dinikmati, namun tetap menjaga porsi makan secukupnya adalah kunci penambahan berat badan dan pencegahan kelaparan. Abdelghany menyarankan untuk membatasi konsumsi makanan manis Ramadhan hingga tiga kali seminggu dan tetap mengonsumsi ukuran porsi sedang.
Minuman berkafein seperti kopi dan minuman bersoda sebaiknya dihindari karena bersifat diuretik. Air adalah elemen kunci selama Ramadhan, dan berdasarkan saran Abdelghany, seseorang harus minum setidaknya 8 hingga 12 gelas air sepanjang hari antara buka puasa dan sahur.
Untuk mengoptimalkan hidrasi, memasukkan buah dan sayur segar ke dalam makanan akan bermanfaat karena kaya akan air dan potasium. Dengan cara ini, tubuh mendapat pasokan air yang stabil selama berjam-jam, yang membantu menjaga kesehatan sepanjang jam puasa.