NEW DELHI: NASA sedang mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam eksplorasi bulan dan Mars: debu yang meresap dan bersifat abrasif. Dengan BulanPermukaannya ditutupi material kaca bergerigi yang dikenal sebagai regolith, dan debu Mars mengancam untuk melapisi segala sesuatu mulai dari panel surya hingga pakaian antariksa. Partikel-partikel kecil ini menimbulkan risiko signifikan terhadap peralatan dan kesehatan astronot. Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti NASA sedang mengembangkan sebuah solusi. inovatif pelindung debu elektrodinamik (EDS) dirancang untuk menjaga permukaan tetap bersih dan berfungsi di lingkungan luar bumi.
Regolit di Bulan, yang mirip dengan pecahan kaca kecil, dapat merusak peralatan dengan cepat dan menimbulkan risiko serius bagi kesehatan astronot. Debu Mars menghadirkan tantangan serupa, terutama dengan menumpuknya panel surya dan mengurangi keluaran listriknya. Menyadari bahaya tersebut, para peneliti di NASA Kennedy Ruang angkasa Pusat di Florida memanfaatkan gaya elektrostatis untuk mengusir debu secara efektif.
Sesuai laporan Universe Today, teknologi tersebut, yang terinspirasi oleh konsep tirai listrik yang pertama kali dikembangkan oleh NASA pada tahun 1967, menggunakan elektroda transparan dan medan listrik untuk secara aktif menghilangkan debu dari permukaan. Dr Charles Buhler, ilmuwan utama dalam proyek ini, menekankan betapa parahnya tantangan debu. “Untuk misi CPLS dan Artemis ini, paparan debu menjadi perhatian karena permukaan bulan jauh berbeda dari yang biasa kita alami di Bumi,” jelasnya.
Pengujian di ruang vakum telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, menggunakan sampel regolit bulan yang dikumpulkan selama misi Apollo. Dalam hitungan detik setelah diaplikasikan, material tersebut berhasil dikeluarkan dari permukaan, menunjukkan efektivitas EDS dalam simulasi lingkungan luar angkasa. Pengujian lebih lanjut telah memasukkan bahan EDS ke dalam panel kaca dan kain pakaian antariksa di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan bahkan pada pendarat bulan pertama Intuitive Machines.
Teknologi ini juga digunakan pada lensa kamera EagleCam CubeSat, dengan data yang saat ini dikumpulkan untuk meningkatkan misi masa depan. Saat NASA terus mengembangkan dan menguji EDS, tujuannya adalah untuk menyebarkannya secara luas dalam misi bulan dan Mars di masa depan untuk memastikan umur panjang dan keselamatan penjelajah manusia dan robot.
Ketika dunia menyaksikan kemajuan misi-misi ini, integrasi teknologi tersebut menandai langkah maju yang signifikan dalam mengatasi tantangan lingkungan dalam eksplorasi ruang angkasa, sehingga misi jangka panjang di Bulan dan Mars semakin dapat dilaksanakan.
Regolit di Bulan, yang mirip dengan pecahan kaca kecil, dapat merusak peralatan dengan cepat dan menimbulkan risiko serius bagi kesehatan astronot. Debu Mars menghadirkan tantangan serupa, terutama dengan menumpuknya panel surya dan mengurangi keluaran listriknya. Menyadari bahaya tersebut, para peneliti di NASA Kennedy Ruang angkasa Pusat di Florida memanfaatkan gaya elektrostatis untuk mengusir debu secara efektif.
Sesuai laporan Universe Today, teknologi tersebut, yang terinspirasi oleh konsep tirai listrik yang pertama kali dikembangkan oleh NASA pada tahun 1967, menggunakan elektroda transparan dan medan listrik untuk secara aktif menghilangkan debu dari permukaan. Dr Charles Buhler, ilmuwan utama dalam proyek ini, menekankan betapa parahnya tantangan debu. “Untuk misi CPLS dan Artemis ini, paparan debu menjadi perhatian karena permukaan bulan jauh berbeda dari yang biasa kita alami di Bumi,” jelasnya.
Pengujian di ruang vakum telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, menggunakan sampel regolit bulan yang dikumpulkan selama misi Apollo. Dalam hitungan detik setelah diaplikasikan, material tersebut berhasil dikeluarkan dari permukaan, menunjukkan efektivitas EDS dalam simulasi lingkungan luar angkasa. Pengujian lebih lanjut telah memasukkan bahan EDS ke dalam panel kaca dan kain pakaian antariksa di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan bahkan pada pendarat bulan pertama Intuitive Machines.
Teknologi ini juga digunakan pada lensa kamera EagleCam CubeSat, dengan data yang saat ini dikumpulkan untuk meningkatkan misi masa depan. Saat NASA terus mengembangkan dan menguji EDS, tujuannya adalah untuk menyebarkannya secara luas dalam misi bulan dan Mars di masa depan untuk memastikan umur panjang dan keselamatan penjelajah manusia dan robot.
Ketika dunia menyaksikan kemajuan misi-misi ini, integrasi teknologi tersebut menandai langkah maju yang signifikan dalam mengatasi tantangan lingkungan dalam eksplorasi ruang angkasa, sehingga misi jangka panjang di Bulan dan Mars semakin dapat dilaksanakan.