Menghirup asap produk tembakau dari rokok, cerutu, atau pipa orang lain secara tidak sengaja dikenal sebagai perokok pasif, kadang-kadang disebut sebagai perokok pasif atau asap tembakau lingkungan (ETS). Perokok pasif mengandung karsinogen dan bahan kimia beracun, sehingga bahaya kesehatannya mirip dengan perokok aktif. Ada beberapa kemungkinan perokok pasif dapat membahayakan kesehatan paru-paru.
Dalam wawancara dengan Zee News English, Dr Rahul Kendre, dokter transplantasi paru-paru dan ahli paru intervensi di Rumah Sakit Super Khusus Swasta DPU, Pimpri, Pune berbagi bagaimana perokok pasif dapat menyebabkan risiko kesehatan yang berbahaya dalam jangka panjang.
Perokok pasif yang dihirup membuat orang terpapar banyak racun dan elemen berbahaya yang sama yang secara aktif ditangani oleh perokok. Paparan ini dapat menyebabkan:
1. Iritasi Pernafasan: Iritasi yang ditularkan melalui pernapasan seperti perokok pasif dapat menyebabkan gejala seperti batuk, bersin, dan sakit tenggorokan.
2. Kejengkelan Asma: Paparan rokok dapat memperburuk gejala, meningkatkan frekuensi serangan, atau mengganggu fungsi paru-paru pada penderita asma.
3. Peningkatan Resiko Penyakit Pernafasan: Anak-anak yang merokok secara pasif sangat rentan terhadap penyakit pernafasan seperti bronkitis dan pneumonia.
4. Perkembangan Penyakit Pernafasan: Paparan perokok pasif dalam waktu lama dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit pernapasan, termasuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
5. Peningkatan Risiko Kanker Paru-Paru: Paparan asap rokok pasif dalam waktu lama telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru, namun risikonya seringkali lebih rendah dibandingkan perokok aktif.
Oleh karena itu, paparan asap rokok dalam waktu lama dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi pernafasan seperti tuberkulosis, namun hal ini tidak menyebabkan penyakit secara langsung. Membatasi paparan asap tembakau sangat penting untuk menjaga kesehatan pernafasan secara keseluruhan.
Orang yang terpapar asap rokok, terutama di daerah dimana tuberkulosis (TB) tersebar luas, mungkin mempunyai peningkatan risiko tertular TBC. Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah sangat rentan. Ini termasuk:
– Anak-anak yang daya tahan tubuhnya masih berkembang, lebih rentan terhadap infeksi, termasuk TBC, bila terpapar asap rokok.
– Penuaan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat orang lanjut usia lebih rentan terhadap infeksi seperti TBC.
– Orang yang sudah menderita penyakit seperti HIV/AIDS, diabetes, atau penyakit pernafasan mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap TBC.
– Penderita Malnutrisi: Gizi yang buruk dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat individu yang mengalami malnutrisi lebih rentan terhadap TBC.
Mereka yang memiliki kondisi atau menjalani perawatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti perawatan kanker tertentu atau transplantasi organ, mempunyai risiko lebih tinggi. Orang-orang yang mengonsumsi obat dalam dosis yang sangat tinggi juga rentan terhadap penyakit dan harus memastikan bahwa mereka melakukan tindakan pencegahan ekstra terkait kesehatan mereka.
Penting untuk diingat bahwa meskipun perokok pasif dapat meningkatkan peluang Anda terkena TBC, ada banyak faktor lain yang juga berperan dalam penyebaran penyakit ini. Ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, TBC terutama menyebar melalui udara, dan kontak dekat dan terus menerus dengan orang yang menularkan penyakit ini merupakan faktor risiko utama.