Di dunia yang sangat terhubung saat ini, menelusuri media sosial di malam hari telah menjadi ritual kebiasaan bagi banyak orang. Baik itu memeriksa Instagram, menelusuri Twitter, atau menonton TikTok tanpa henti, daya tarik konten yang tiada habisnya memang tak tertahankan. Meskipun tampaknya cara ini tidak berbahaya untuk melepas lelah sebelum tidur, menelusuri media sosial di malam hari dapat menimbulkan beberapa bahaya tersembunyi yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.
1. Pola Tidur yang Terganggu
Salah satu bahaya yang paling terkenal dari scrolling di malam hari adalah dampaknya terhadap tidur. Cahaya biru yang dipancarkan ponsel pintar dan perangkat lain menekan produksi melatonin, hormon yang bertanggung jawab mengatur siklus tidur-bangun. Ketika kadar melatonin rendah, Anda akan lebih sulit tertidur dan tetap tertidur sepanjang malam. Hal ini dapat menyebabkan kurang tidur, yang pada gilirannya memengaruhi suasana hati, fungsi kognitif, dan kesehatan secara keseluruhan.
Menelusuri media sosial juga cenderung merangsang, baik secara emosional maupun intelektual. Konten yang memicu emosi yang kuat, seperti kecemasan atau kegembiraan, dapat membuat Anda lebih sulit untuk tenang dan rileks sebelum tidur. Akibatnya, Anda mungkin merasa terombang-ambing lama setelah meletakkan ponsel.
2. Meningkatnya Kecemasan dan Stres
Malam hari seringkali menjadi satu-satunya waktu tenang yang dimiliki orang untuk merenungkan hari mereka, sehingga menjadikannya saat yang ideal untuk menggunakan media sosial. Sayangnya, ini juga menjadikannya saat yang tepat untuk melakukan perbandingan yang menimbulkan kecemasan. Saat Anda melihat-lihat foto pencapaian, perjalanan, atau kehidupan teman yang tampaknya sempurna, Anda mungkin mulai merasa tidak mampu atau tersisih.
Terlebih lagi, bombardir terus-menerus terhadap berita, opini, dan informasi, terutama konten negatif, dapat meningkatkan stres dan kecemasan. Paparan peristiwa-peristiwa dunia yang meresahkan atau percakapan yang memecah belah di malam hari dapat meningkatkan kadar kortisol, sehingga membuat kita lebih sulit untuk beristirahat dan bersantai. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan stres kronis, yang berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, melemahnya kekebalan tubuh, dan gangguan kesehatan mental.
3. FOMO dan Perbandingan Sosial
Konsep Fear of Missing Out (FOMO) diperburuk oleh media sosial. Saat Anda menelusurinya hingga larut malam, Anda akan mudah terjebak dalam membandingkan hidup Anda dengan kehidupan yang tampaknya sempurna yang digambarkan oleh orang lain. Anda mungkin melihat teman menghadiri acara, mencapai prestasi, atau sekadar menikmati hidup sambil berbaring di tempat tidur sendirian.
Perbandingan yang terus-menerus ini dapat menimbulkan perasaan iri, tidak puas, dan kesepian. Seiring waktu, kebiasaan ini dapat berdampak buruk pada harga diri, menyebabkan citra tubuh negatif, depresi, atau isolasi sosial.
4. Kecanduan Media Sosial
Menggulir di malam hari seringkali dapat berubah menjadi perilaku yang membuat ketagihan. Imbalan yang didorong oleh dopamin berupa suka, komentar, dan konten baru dapat menciptakan siklus di mana Anda merasa terdorong untuk terus memeriksa ponsel, bahkan saat Anda lelah atau tahu Anda harus istirahat. Fitur gulir tanpa akhir pada banyak aplikasi dirancang untuk membuat Anda tetap sibuk, sehingga sulit untuk berhenti begitu Anda memulai.
Penggunaan media sosial secara kompulsif seperti ini dapat mengganggu kebiasaan tidur yang sehat dan menyebabkan penundaan tidur, yaitu pengguna begadang lebih lama dari yang seharusnya, sehingga mengganggu kemampuan mereka untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Seiring waktu, kebiasaan ini dapat menyebabkan kurang tidur kronis, yang memengaruhi daya ingat, perhatian, dan kesehatan secara keseluruhan.
5. Implikasi Kesehatan Mental
Seringnya penggunaan media sosial di malam hari telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan perasaan kesepian. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Adolescence menemukan bahwa penggunaan media sosial berlebihan di malam hari dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental secara signifikan, terutama pada pengguna yang lebih muda.
Terus-menerus terhubung ke jejaring sosial dapat menimbulkan tekanan untuk selalu ada atau “aktif”, yang dapat menyebabkan kelelahan emosional. Banjirnya informasi dan rangsangan visual dapat membebani, berkontribusi terhadap perasaan kelelahan dan kelelahan mental.
6. Berkurangnya Produktivitas dan Fokus
Efek dari kurang tidur akibat scrolling di malam hari tidak hanya sekedar rasa grogi keesokan harinya. Kurangnya kualitas tidur mengganggu fungsi kognitif, mengurangi kemampuan Anda untuk berkonsentrasi, memecahkan masalah, dan menyimpan informasi. Hal ini menyebabkan produktivitas yang lebih rendah di tempat kerja atau sekolah, sehingga lebih sulit untuk menyelesaikan tugas secara efisien. Seiring waktu, hal ini dapat menambah stres dan kecemasan, menciptakan lingkaran setan berupa gangguan tidur dan kelelahan di siang hari.
Meskipun menelusuri media sosial di malam hari mungkin terasa seperti cara santai untuk mengakhiri hari, bahaya tersembunyinya dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik Anda. Dari gangguan tidur hingga peningkatan kecemasan dan penurunan produktivitas, dampak negatifnya dapat terakumulasi dengan cepat. Dengan memahami bahaya ini dan mengambil langkah untuk memutus siklusnya, Anda dapat menciptakan kebiasaan yang lebih sehat dan menikmati tidur yang lebih baik serta kesejahteraan secara keseluruhan.