Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried dilaporkan dilaporkan diri ke Argentina setelah perusahaannya bangkrut. Meski demikian, SBF membantah desas-desus tersebut dan menegaskan bahwa dia tetap di Bahama, yang menjadi tempat tinggal utamanya sejak tahun lalu.
Sebelumnya, FlightRadar24 men-tweet bahwa miliarder kripto itu terbang dari Nassau ke Argentina. Akun tersebut mengutip tweet sebagai sumbernya bahwa itu adalah Sam Bankman-Fried (SBF) di dalam penerbangan yang dimaksud.
Adapun spekulasi tentang keberadaan SBF muncul saat pihak yang berada di dekat Bankman-Fried dan kerajaan kriptonya, yakni FTX, yang mengalami kegagalan.
terlihat pada Kamis (10/11), SBF melalui akun Twitternya menyebut akan menutup rumah perdagangannya, Alameda Research, sedangkan pada Jumat, FTX yang didirikan pada 2019 menciptakan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat.
Dalam pengajuan kebangkrutan setebal 23 halaman yang diperoleh CNBC Internasional ini, FTX memiliki memiliki lebih dari 100.000 kreditur, aset US$ 10 miliar hingga US$ 50 miliar, serta kewajiban dalam kisaran US$ 10 miliar.
Waktu keuangan dilaporkan bahwa sehari sebelum mengajukan pailit, pertukaran global FTX memiliki $900 juta dalam “aset yang mudah dijual” dibandingkan kewajiban $9 miliar. Hal ini dinilai sebagai kejatuhan yang sangat cepat bagi FTX.
Awal tahun ini, perusahaan tersebut bernilai $32 miliar sehingga SBF disebut sebagai ksatria putih crypto saat ia menyelamatkan beberapa perusahaan aset digital.
Saat ini, mantan CEO FTX itu dilaporkan diselidiki oleh Departemen Kehakiman, Komisi Sekuritas dan Bursa, dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas. Sementara itu, bursa yang bangkrut menjadi sasaran peretasan dalam semalam.
Artikel Selanjutnya
Ambyar! Ternyata Banyak Bursa Kripto Diam-diam Sudah Bangkrut
(hsy/hsy)