Sebagai negara berpenduduk padat di Asia Selatan, Bangladesh saat ini menderita karena wabah demam berdarah yang parah. Demam berdarah adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes dan menjadi bahaya besar bagi orang yang terinfeksi dan penduduk Bangladesh. Saat ini, bukan hanya orang-orang yang terinfeksi saja yang menderita namun juga sistem layanan kesehatan di negara tersebut, dengan rumah sakit yang penuh dan banyak yang tidak mendapatkan tempat tidur untuk perawatan. Wabah pada tahun 2023 ini sangat parah, dan sangat mirip dengan wabah tahun 2019, tetapi hanya kali ini wabah ini kembali lebih buruk.
Seperti dilansir Dhaka Tribune, “Pada tanggal 29 September, Bangladesh menyaksikan jumlah kasus demam berdarah melampaui 200.000. Selanjutnya, dalam 51 hari berikutnya, jumlah pasien rawat inap yang dirawat di rumah sakit akibat demam berdarah melonjak hingga lebih dari 300.000, yang menunjukkan peningkatan substansial lebih dari 100.000 kasus dalam jangka waktu yang relatif singkat.”
Dhaka Tribune lebih lanjut mencatat, “Dengan 1.554 kematian yang dilaporkan pada tahun ini, jumlah kematian tertinggi dalam sejarah Bangladesh sejak deteksi pertama pada tahun 2000, negara ini juga berjuang untuk mengendalikan jumlah kematian. Khususnya, kematian akibat demam berdarah mencapai puncaknya pada bulan September 2023, dengan 396 kematian dalam satu bulan, sebuah kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya di Bangladesh.”
