New Delhi — Hujan deras dan banjir yang disebabkan oleh Topan Michaung yang mendekat, menggeram kehidupan di kota Chennai, India Selatan, pada Senin. Jalan-jalan di sebagian besar kota – yang merupakan rumah bagi sekitar 12 juta orang – tergenang air ketika badai siklon parah melanda garis pantai India menjelang bencana yang diperkirakan akan terjadi pada hari Selasa.
Sebagian wilayah Chennai, ibu kota negara bagian Tamil Nadu, dan distrik-distrik di sekitarnya diguyur hujan hampir satu inci semalaman ketika badai dahsyat itu bergerak menuju pantai tenggara India di Teluk Benggala.
Bandara Chennai menghentikan operasinya hingga setidaknya Senin malam karena hujan lebat merendam landasan pacu dan angin kencang yang melanda. Otoritas bandara membatalkan 70 penerbangan dan mengalihkan lebih dari 30 penerbangan lainnya ke bandara Kempegowda di kota tetangga Bengaluru.
STRINGER/REUTERS
Video diposting online menunjukkan anggota awak bandara di darat berada di dalam air hampir setinggi lutut memeriksa pesawat yang diparkir.
Outlet media India menunjukkan video dari beberapa mobil tersapu air banjir di jalan-jalan Chennai. Genangan air juga memaksa pembatalan sedikitnya enam kereta api di negara bagian pesisir tersebut.
Otoritas negara bagian mengeluarkan peringatan menjelang kemungkinan terjadinya topan pada Selasa pagi. Sekolah dan perguruan tinggi ditutup dan karyawan didesak untuk bekerja dari rumah ketika hujan mulai turun pada hari Senin. Ribuan orang dievakuasi dari wilayah pesisir dan para pejabat mendirikan 5.000 kamp bantuan untuk mereka di tempat yang lebih tinggi.
Topan Michaung adalah “badai siklon parah” pada hari Senin di barat daya Teluk Benggala, bergerak ke utara-barat laut menuju pantai dengan kecepatan sekitar 14,5 km per jam. Badai tersebut diperkirakan akan mendarat pada hari Selasa di negara bagian pesisir Andhra Pradesh dengan kecepatan angin mencapai 100 kilometer per jam dan kecepatan hembusan mendekati 70, demikian peringatan kantor cuaca nasional India.
R.SATISH BABU/AFP/Getty
Lebih dari 7.000 orang telah dievakuasi dari delapan distrik pesisir di negara bagian itu pada hari Senin.
Perairan hangat di Teluk Benggala telah menimbulkan beberapa topan mematikan selama beberapa tahun terakhir, menyebabkan kerusakan besar di India dan Bangladesh.
Pada tahun 2020, Topan Amphan menewaskan sedikitnya 80 orang di India dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Pada tahun 2019, Topan Fani merenggut sedikitnya 89 nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi di Odisha, negara bagian pesisir India lainnya. Pada tahun 1999, topan super menewaskan sekitar 10.000 orang saat menghantam Odisha.
Para ilmuwan telah menghubungkan peningkatan frekuensi dan intensitas topan di Teluk Benggala dengan pemanasan global.
“Samudra Hindia sedang memanas, dan kita tahu bahwa air laut yang hangat adalah penyebab pertama, dan mungkin merupakan unsur utama pembentukan siklon tropis, sehingga sistem ini siap menghadapi lebih banyak badai,” Simon Wang, ahli iklim di Utah State University, mengatakan kepada CBS News pada tahun 2020.
