WASHINGTON: Bank Dunia pada hari Senin mengatakan pihaknya sedang menilai dampak peristiwa di Bangladesh terhadap program pinjamannya di negara tersebut setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri.
Keluarnya Hasina terjadi setelah ratusan orang terbunuh dalam tindakan keras terhadap demonstrasi yang dimulai sebagai protes terhadap kuota pekerjaan istimewa dan membengkak menjadi gerakan yang menuntut kejatuhannya.
“Kami berduka atas kekerasan dan hilangnya nyawa yang tragis yang telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir di Bangladesh dan berharap penyelesaian yang cepat dan damai. Kami sedang menilai dampak situasi yang sedang terjadi terhadap program Grup Bank Dunia dan tetap berkomitmen untuk mendukung aspirasi pembangunan rakyat Bangladesh,” kata juru bicara bank tersebut.
Dewan Bank Dunia pada bulan Juni menyetujui dua proyek dengan total $900 juta untuk membantu Bangladesh memperkuat kebijakan sektor fiskal dan keuangan serta meningkatkan infrastruktur perkotaan untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan tahan terhadap iklim.
Bank Dunia merupakan salah satu mitra pembangunan pertama yang mendukung Bangladesh setelah negara itu merdeka. Sejak saat itu, bank tersebut telah memberikan sekitar $41 miliar dalam bentuk hibah dan kredit tanpa bunga kepada negara yang rawan bencana tersebut.
Kelompok Bank Dunia memiliki total komitmen di Bangladesh sebesar $2,85 miliar pada tahun fiskal 2024, yang berakhir pada 30 Juni, menurut situs web bank tersebut.
