TEMPO.COBahasa Indonesia: Jakarta – PT Pos Indonesia menyebut tak ada pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan. Sekretaris Perusahaan PT Pos Indonesia Tata Sugiarta konfirmasi masalah PHK yang sehat di media dan publik tidak benar.
“Saat ini, PT Pos Indonesia tidak pernah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di lingkungan kerja, terutama dalam melakukan transformasi digitalisasi,” kata Tata dalam keterangan tertulisnya kepada TempoSenin malam, 8 Juli 2024.
Tata menjelaskan, pemutusan hubungan kerja yang terjadi karena adanya pensiun alami. Seperti masa penghentian kerja karyawan yang telah terjadwal sesuai masa kontrak perjanjian kerja karyawan dengan perusahaan. “Jumlah karyawan yang pensiun alami di PT Pos Indonesia sebanyak 1.000 orang per tahun,” ujarnya.
Ia mengatakan, berkaca pada saat pandemi Covid-19 tahun 2020, PT Pos Indonesia tidak melakukan PHK pada karyawannya.
Tata sekaligus juga membantah berita-berita yang menyebutkan bahwa wacana PHK itu terjadi di bagian logistik dan kurir, karena diterapkannya sistem robotisasi atau karena kinerja PT Pos Indonesia sudah tak lagi kinclong. Atau kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan jasa pengantaran lainnya.
Tata menjelaskan, badan usaha milik negara atau BUMN Tidak ada hubungan antara digitalisasi yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia dengan masalah pemecatan kerja pada lingkup karyawan. Tidak ada rencana PHK di divisi penyertaan akibat transformasi teknologi informasi (IT) dan robotisasi tersebut.
Menurutnya, robotisasi pada bagian logistik menggunakan mesin sortir robotik Radio Frequency Identification (RFID). Robotisasi yang berfungsi untuk penyelarasan barang guna mempercepat transformasi digital perusahaan. Dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya: Tata menambahkan, transformasi IT dan robotisasi di bidang logistik….
