Di dunia yang didominasi oleh layar, miopia, atau rabun jauh, menjadi berita utama di kalangan anak-anak. Meskipun faktor genetik berperan, pergeseran ke arah waktu menatap layar yang berkepanjangan dan terbatasnya aktivitas di luar ruangan merupakan salah satu penyebab utama hal ini. Miopia sering kali berakar pada masa kanak-kanak, masa kritis ketika mata masih dalam fase pertumbuhan.
Memahami ilmu di baliknya melibatkan pengenalan bagaimana pemanjangan mata yang berlebihan, yang dikenal sebagai panjang aksial, menyebabkan penglihatan jarak jauh menjadi kabur. Mari kita selidiki faktor-faktor gaya hidup utama yang mempengaruhi penglihatan anak-anak kita.
Dalam wawancara dengan Zee News English, Dr Aloka Hedau, Dokter Spesialis Mata Anak dan Ahli Bedah Mata Juling di Perawatan Mata Dr Aloka, Hyderabad berbagi cara mengejutkan orang tua dapat menjaga penglihatan dan kesehatan mata anak mereka serta mencegah miopia.
Apa itu Miopia, dan Mengapa Ini Semakin Menjadi Kekhawatiran di Kalangan Anak-Anak?
Miopia, biasanya muncul pada masa kanak-kanak saat mata masih dalam fase pertumbuhan. Ini terjadi ketika mata terlalu memanjang dari depan ke belakang, yang disebut panjang aksial. Pada miopia, cahaya yang masuk ke mata menyatu di depan retina, bukan langsung di retina, sehingga menyebabkan penglihatan jarak jauh menjadi kabur.
Meskipun miopia dapat disebabkan oleh faktor keturunan, faktor gaya hidup seperti lamanya menatap layar dan terlalu lama melakukan aktivitas penglihatan jarak dekat juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan miopia.
Bagaimana Bermain di Luar Ruangan Dapat Bermanfaat bagi Mata Anak Anda?
Intensitas Sinar Matahari: Penelitian menunjukkan bahwa sinar matahari memicu pelepasan dopamin ke mata ketika mencapai retina. Pelepasan ini dapat membantu mencegah pemanjangan mata yang berlebihan, yang merupakan tujuan utama dalam penanganan miopia. Anak-anak yang menghabiskan minimal 2-3 jam di luar ruangan di bawah sinar matahari cenderung menunjukkan perkembangan miopia yang lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang lebih banyak tinggal di dalam rumah.
Terlibat dalam Pandangan Jauh: Menghabiskan waktu di luar ruangan mendorong anak-anak untuk fokus pada objek yang jauh, seperti pohon atau aktivitas olahraga, yang jaraknya lebih dari satu lengan.
Vitamin D: Vitamin D berperan dalam mengatur jaringan otot polos di sekitar lensa kristal mata, memfasilitasi fungsi yang tepat. Otot ini membantu memfokuskan cahaya pada retina dan berkontribusi menjaga bentuk dan panjang mata yang tepat.
Jika orang tua kesulitan membujuk anak mereka untuk menjauhi layar dan pergi ke luar ruangan, mereka dapat mempertimbangkan strategi berikut untuk membuat waktu di luar ruangan lebih menarik:
Partisipasi aktif: Melakukan aktivitas di luar ruangan bersama anak tidak hanya mendorong mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu di luar tetapi juga memungkinkan orang tua mendapatkan manfaat dari sinar matahari.
Jelajahi Taman Bermain Baru: Menemukan taman bermain yang berbeda setiap minggunya dapat menambah unsur kegembiraan. Kebaruan area perosotan, ayunan, atau panjat baru dapat mengubah tamasya menjadi petualangan bagi anak.
Kembangkan Minat Olahraga: Jika anak mengasosiasikan waktu di luar ruangan dengan bermain olahraga favoritnya, kemungkinan besar mereka akan memilihnya daripada perangkat digital.
Memulai Jalur Alam: Lingkungan yang kaya akan alam tidak hanya memotivasi anak untuk keluar rumah tetapi juga menumbuhkan hubungan yang lebih dalam dengan alam.
Siapkan Perburuan Pemulung yang Menghibur: Mencari harta karun atau hadiah tersembunyi tidak hanya mendorong permainan di luar ruangan tetapi juga memupuk kreativitas dalam aktivitas luar ruangan.