Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa konsorsium Blok Masela yang terdiri dari Pertamina, Petronas dan Inpex tengah mencari tambahan mitra baru. Khususnya, yang mempunyai pengalaman di bidang pengembangan gas alam cair (LNG).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, sejauh ini belum ada calon mitra baru yang serius untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela. Padahal, konsorsium membutuhkan mitra baru untuk mengurangi risiko dalam pengembangan Blok Masela.
“(Untuk) mengurangi risiko. Kan Petronas, Pertamina, Inpex itu kira-kira kalau pemain offshore LNG belum begitu experience long lah gitu,” ungkap Tutuka di Gedung Kementerian ESDM, Senin (25/9/2023).
“Yang dicari sebenarnya yang kira-kira bisa mengurangi risiko bisnis semacam ini, tapi ini belum diperbaiki lah masih pembicaraan,” tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, terdapat peluang masuknya mitra baru untuk merealisasikan pengembangan Blok Masela.
“Sampai hari ini hak partisipasi Inpex 65%, Pertamina 20% dan Petronas 15%. Tidak menutup kemungkinan pihak lain masuk yang tentu akan melengkapi kompetensi dari blok ini,” kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Rabu ( 30/8/2023).
Menurut Nicke dalam pelaksanaannya, pengembangan Blok Masela cukup teknis dan rumit. Oleh karena itu, kehadiran mitra baru dinilai dapat memberikan jaminan pengembangan Masela berjalan dengan baik.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, resmi menandatangani perjanjian jual beli dengan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS) anak usaha Shell untuk pengambilalihan hak partisipasi atau partisipatif interest (PI ) sebesar 35% di Blok Masela, pada tanggal 25 Juli 2023.
Adapun nilai dari akuisisi tersebut secara total mencapai US$ 650 juta atau Rp 9,75 triliun. Dalam proses akuisisi tersebut, Pertamina melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi (PHE) bekerja sama dengan Petronas melalui Petronas Masela Sdn. Bhd.(Petronas Masela).
Dari kepemilikan hak penyertaan tersebut, PHE nantinya akan memiliki kepemilikan PI sebesar 20% sementara Petronas Masela sebesar 15%.
Mengutip laman resmi Shell.com, perjanjian pembelian 35% PI Blok Masela senilai US$ 650 juta itu mencakup US$ 325 juta dalam bentuk tunai dengan tambahan jumlah kontingen sebesar US$ 325 juta yang harus dilakukan pada saat FID (Final Investment Decision) diambil pada proyek gas lapangan Abadi Masela.
Sementara itu, transaksi tersebut memiliki tanggal efektif 1 Januari 2023 dan ditargetkan akan selesai pada kuartal ketiga 2023, dengan syarat penyelesaian, antara lain, persetujuan regulasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Artikel Selanjutnya
Pertamina Jangan Gegabah Ambil Masela, Ini masalah..
(wia)