Jakarta, CNBC Indonesia – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) menyampaikan perkembangan terkait rencana penggabungan dengan PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero). Nantinya, ketiga BUMN tersebut akan fokus pada proyek konstruksi di sektor sumber daya udara, rel, hingga kereta.
Hal itu merupakan rencana Kementerian BUMN dalam melakukan pembenahan perusahaan pelat merah di sektor karya.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan, saat ini perseroan sedang melakukan persiapan dalam menyamakan sisi laporan keuangan, sistem, dan sebagainya dengan para mitra perusahaan merger.
“Sedang salam proses diskusi dan penjajakan untuk kami bertiga,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (28/8).
Menurutnya, saat terjadinya integrasi pada ketiga perusahaan tersebut akan memiliki nilai tambah dengan jangka panjang pada masing-masing perusahaan. “(Masih melakukan diskusi) Apakah akan berbagi dan melakukan perubahan skema bisnis dan sebagainya,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Bani Iqbal mengatakan, hingga saat ini tahapan merger sudah sampai pada tahap evaluasi bersama konsultan. “Apa manfaat dari holding ini akan kita paparkan langsung ke Kementerian,” ucapnya.
Ia melanjutkan, selain pada Kementerian BUMN, perseroan juga meminta masukan kepada Kementerian PUPR sebagai salah satu pemilik proyek dominan.
“Nanti akan dibahas di evaluasi lagi dengan konsultan, nanti dibahas sisi keuangan, perpajakan, hukum dan dampak dari Sumber Daya Manusia,” sebutnya.
Selanjutnya hasil dari evaluasi tersebut akan membentuk hasil simulasi proyeksi kedepan setelah merger terealisasi mengingat merger ini dilakukan untuk menghasilkan nilai tambah.
“Prpses ini diharapkan akan dilakukan dengan hati-hati karena konsep ini menambahkan nilai tambah bukan penghematan masing-masing entiitas karya,” tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan menggabungkan perusahaan BUMN di sektor karya. Ia menyebutkan, memutuskan telah melakukan konsolidasi terhadap rencana penggabungan 7 BUMN karya menjadi 3 perusahaan saja.
“Di karya hari ini kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan 7 karya menjadi 3 perusahaan karya,” ungkapnya di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (19/3).
Erick memaparkan, langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk penyehatan BUMN di sektor karya. Pihaknya juga sudah melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar dapat fokus pada penempatan masing-masing.
“Yaitu dengan penggabungan yang namanya Adhi Karya, Nindya Karya… Brantas, Adhi, dan Nindya Karya. Lalu HK dengan Waskita, dan juga PP dengan WIKA. Ini salah satu konsolidasi penyehatannya,” jelasnya.
Erick menyarankan, nantinya PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) akan fokus pada proyek jalan tol, non tol, gedung institusional, dan juga residensial komersial.
Sementara itu, untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) akan fokus pada proyek pelabuhan laut, bandara, dan akan tetap masuk di perumahan karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.
Sedangkan penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Nindya Karya (Persero) akan fokus pada proyek pembangunan infrastruktur udara, rel, dan tentu saja beberapa konteks lainnya.
“Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan,” sebutnya.
“Jadi ini yang kita dorong, coba lakukan konsolidasi,” tutupnya.
(fsd/fsd)
Artikel Selanjutnya
Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris Adhi Karya (ADHI)