Saturday, October 19, 2024
HomeNationalBos BNI (BBNI) Ungkap Strategi Menghadapi Kondisi Daya Beli Loyo

Bos BNI (BBNI) Ungkap Strategi Menghadapi Kondisi Daya Beli Loyo






Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) merasakan adanya dampak dari tren daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah yang menurun serta fenomena “makan tabungan” yang sedang terjadi di Indonesia.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan itu terlihat dari penyaluran kredit kepada para debitur kelas menengah bawah, yang menunjukkan tingkat persetujuan kreditnya rendah dan kelancaran pembayaran pinjamannya juga memburuk.

“Ya memang sekarang ini kita ada suatu kondisi, memang segmen menengah bawah itu relatif daya belinya agak lambat. Memang terbaca itu dari kredit di konsumen, kredit konsumennya juga tingkat persetujuannya rendah, tingkat pengembaliannya juga agak sedikit terhambat,” ujar Royke di segmen khusus Money Talks, Program Power Lunch, CNBC Indonesia, Rabu (2/10/2024).

Oleh karena itu, ia mengatakan masyarakat kelas menengah ke bawah juga harus menjadi perhatian guna mendorong perekonomian RI. Menurut Royke, saat ini sebenarnya adalah momentum untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Padahal ya kita tahu ekonomi kita kan dengan transisi politik yang baik, dengan suku bunga yang ada tendensi turun, harusnya momentum ini dipakai untuk kita mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Tapi jangan lupa segmen menengah bawah itu harus kita bantu juga supaya mereka ada kemampuan daya beli bersaing yang di kompetisi UMKM ini juga perlu kita perhatikan,” ujarnya.

Dalam hal ini, Royke menyebut usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) menjadi yang paling penting untuk menopang pertumbuhan tersebut. Oleh karena itu, BNI berupaya mendorong UMKM melalui bank digital miliknya, PT Bank Hibank Indonesia (hibank).

Ia mengatakan pendirian bank digital tersebut untuk menyediakan layanan digital bagi para pelaku UMKM yang prosesnya lebih cepat dan mudah. Selain itu, layanan digital tersebut dapat mengurangi biaya operasional para pelaku UMKM.

“Karena operating cost-nya bank kecil itu jauh lebih murah, daripada operating cost-nya bank besar. Jadi efisiensi itu bisa terdapat dan sehingga kita bisa pricing kepada nasabah-nasabah UMKM itu terjangkau, lah buat UMKM itu untuk ekspansi mereka. Itu yang akan mendorong kita melakukan ekspansi,” jelas Royke.

Lebih lanjut, Royke mengatakan literasi keuangan harus ditingkatkan untuk membantu masyarakat kelas menengah bawah agar tidak terjebak dalam investasi bodong atau pinjaman online (pinjol) yang tidak diperlukan.

“Itu akan menarik ke bawah semua, sehingga kemampuan [daya beli] mereka akan jauh lebih rendah,” katanya.

(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Digitalisasi Ngegas, BNI Kian Efisien & UMKM Dorong Go Global




Artikel Berikutnya

BNI Amsterdam Sukses Perkuat Jangkauan Bisnis di Eropa





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments