Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terus berupaya menjaga keberlanjutan ekonomi melalui berbagai program. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, hal ini sesuai dengan misi pemerintah dan perjanjian Paris Agreement dengan target penurunan emisi karbon.
“Karena BRI Indonesia saya pikir sudah berkomitmen untuk menetapkan target yang ambisius ya, terkait dengan Perjanjian Paris yang kita sebut ENDC ya, jadi Meningkatkan Kontribusi Kepentingan Nasional. Dan itu targetnya memang menurunkan emisi karbon 31 persen itu tanpa syarat ya, dari kalau dengan syarat itu 43 persen,” ungkapnya dalam acara Repnas di Auditorium Bank Mega Jakarta, Senin (14/10).
Sunarso menuturkan, kontribusi BRI dalam menjaga kelestarian ekonomi dimulai dari aktivitas operasional BRI dengan mengukur jejak karbon dan menurunkan emisi. Misalnya, penggunaan pengurangan kertas dan kendaraan listrik sebagai alat transportasi.
“Alhamdulillah sudah mulai melakukan apa namanya mengalami penurunan emisi gas rumah kaca dari aktivitas kita. Dan kemudian selain pengukuran dan kemudian di operasional kita, kita juga arahkan supaya bisa nurun itu seperti apa. Misalnya mulai menggunakan EV ya untuk transportasi,” jelasnya.
Selain itu, dalam berbisnis, kata Sunarso, juga menerbitkan greenbond dengan total Rp 13,5 triliun.
“Nyari dana kita, nyari dana yang sumbernya adalah dari green Activity. Maka kemudian kita sebut apa namanya kita menerbitkan green bond. Green bond kita sudah kita sebutkan tiga kali totalnya sekarang sudah 13,5 triliun. Dan itu selalu oversubscribe. Dan itu dari sisi pendanaan,” ucapnya.
Kemudian dari sisi pembiayaan, BRI memberikan kredit kepada kelompok usaha berwawasan lingkungan. Kredit green lon sebesar Rp 89 triliun dan program pemberdayaan UMKM senilai Rp 699 triliun.
“Itu total kredit kita yang kita arahkan ke green loan misalnya gitu ya. Jadi itu Rp 89 triliun. Tapi kalau kita kaitkan langsung dengan ESG terkait dengan pemberdayaan terutama terhadap UMKM. Total kredit kita yang kita arahkan ke UMKM yang sebenarnya tidak hanya sekedar memberikan pinjaman ,” imbuhnya.
Terakhir, kata Sunarso, dalam kerja sama atau aksi korporasi, termasuk mengedepankan bisni yang dapat menekan emisi karbon, mengurangi emisi karbon, dan beraktifitas mengabsorbsi karbon melalui kebijakan internal.
“Jadi kemudian kita buatlah governance-nya. Dan kemudian governance artinya apa? Kita buat aturannya, kemudian kepemimpinan-nya, maka kemudian kita ada. Saya bentuk komite bernama komite ESG. Kemudian saya bentuk divisi yang khusus dikit-dikit untuk ngurusi ESG ini. Ini bagian dari kita apa namanya, lingkungan-nya. Kira-kira seperti itu,” tutupnya.
(ayh/ayh)
Artikel Berikutnya
Bos BRI Optimis Laba Bakal Lampaui Rp60 T, Ini Alasannya