Jakarta, CNBCÂ Indonesia – Di antara sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) yang kurang modal, satu bank melaporkan rugi bersih pada semester I/2023.Â
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Bank Jateng Tbk. (BEKS) melaporkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 24,09 miliar pada paruh pertama tahun 2023. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kerugian BEKS susut 71,02% yoy.
Bank Banten tercatat menekan rugi seiring dengan pendapatan bunga bersih yang naik 30,28% yoy, menjadi Rp 126,48 miliar.Â
Pada semester I/2023 pendapatan bunga bank turun 1,96% yoy. Namun beban bunga turun lebih dalam atau 25,36% yoy, sehingga mendorong pendapatan bunga bersih naik.
Merosotonya beban bunga bank seiring dengan menyusutnya dana pihak ketiga (DPK). Simpanan masyarakat di Bank Banten pada semester I/2023 anjlok 31,48% yoy menjadi Rp 3,46 triliun.Â
Adapun dari sisi intermediasi, kredit yang disalurkan Bank Banten turun 10,55% yoy menjadi Rp 3,27 triliun. Hal ini membuat aset bank ikut merosot 9,28% yoy menjadi Rp 7,5 triliun.Â
Sebagai informasi, BEKS telah lama tercatat sebagai bank rugi, bahkan sebelum PT Banten Global Development, perusahaan BUMD milik Pemprov Banten masuk sebagai pemegang saham mayoritas dan mengubah nama Bank Pundi menjadi Bank Banten.Â
Jika diakumulasikan sejak 2016, atau sejak resmi berganti nama menjadi Bank Banten, perusahaan ini telah rugi lebih dari Rp 1,5 triliun.Â
Sementara itu, per Juni 2023, modal inti BEKS sebesar Rp 1,24 triliun. Artinya masih ada kebutuhan dana segar sekitar Rp 1,8 triliun atau mencari induk Kelompok Usaha Bank (KUB) untuk memenuhi aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Â
Manajemen BEKSÂ sebelumnya menyatakan bahwa akan memenuhi ketentuan OJKÂ dengan membentuk KUB. Hal tersebut telah disetujui oleh para pemegang saham.Â
(mkh/mkh)