Friday, March 29, 2024
HomeNationalBPH Migas menyebut Palembang zona merah bisnis BBM oplosan

BPH Migas menyebut Palembang zona merah bisnis BBM oplosan



Palembang (ANTARA) – Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Abdul Halim, menyebutkan, Palembang di Sumatera Selatan masuk dalam kategori zona merah praktik bisnis pengolahan BBM oplosan.

Kepada wartawan di Palembang, Senin, dia mengatakan, Palembang masuk zona merah dikarenakan praktik pengolahan BBM oplosan sangat marak ditemukan di ibu kota provinsi Sumatera Selatan ini.

Baca juga: Orang kepercayaan eks Kepala BP Migas divonis 4 tahun penjara

Adapun setidaknya tercatat sebanyak tiga kasus tersebut berhasil diungkap dalam operasi pemberantasan bisnis migas ilegal di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan oleh BPH Migas dan Kepolisian Daerah setempat sepanjang tahun 2022 hingga awal tahun 2023.

“Sudah jelas sekali kami menemukan permainan ini sangat marak di Palembang,” kata dia, kasus terbaru yang terungkap ditemukan gudang pengoplosan minyak solar industri terungkap di Jalan Sartibi Darwis, Keramasan, Kertapati, Palembang, Minggu 8 Januari 2023.

Baca juga: Orang kepercayaan eks Kepala BP Migas menuntut 5 tahun penjara

Menurutnya, dalam kasus itu polisi menangkap dua orang tersangka. Mereka adalah pria berinisial DAA (30), warga Antapani Kidul, Bandung, Jawa Barat, selaku pemilik gudang dan pekerjanya berinisial MK (20), warga kota Palembang.

Dari hasil penyelidikan kepolisian diketahui tersangka mengoplos minyak solar industri milik negara dengan minyak hasil sulingan ilegal dari Kabupaten Musi Banyuasin dan ditambah campuran bahan tekstil pemutihan.

Di mana komposisi minyak oplosan produksi dugaan itu terdiri dari enam ton solar industri milik negara di campur 20 ton solar sulingan dan 14 ton minyak campuran bahan pemutihan.

Baca juga: Orang dekat mantan Kepala BP Migas didakwa merugikan negara Rp8.469 miliar

“Dari bahan baku itu kedua tersangka ini mampu memproduksi minyak solar industri oplosan mencapai 10 ton per hari. Semua di jual ke pemesan dengan pasaran normal,” ujarnya.

Ia menjelaskan, mereka menyakini dugaan mendapatkan keuntungan besar dari praktik bisnis minyak oplosan ini.

Adapun keuntungan yang ditaksir mencapai nilai Rp180 juta per 10 ton minyak solar industri dengan asumsi harga pasaran solar industri senilai Rp18. 000 per liter.

Baca juga: Mantan Direktur Keuangan Jasindo didakwa merugikan negara Rp7.584 miliar

Sementara, lanjutnya, modal bahan baku yang digunakan sebagian besar minyak sulingan ilegal itu di dapatkan senilai Rp5.000-Rp5.500 per liter dan bahan kimia pemutihan-nya.

“Keuntungan tersangka tersebut tentunya tidak masuk ke dalam kas negara melalui pungutan pajak. Lalu belum lagi resiko kerusakan peralatan operasional usaha industri karena menggunakan minyak oplosan,” ujarnya.

Maka dari itu BPH Migas mendukung penuh Polda Sumatera Selatan untuk terus melakukan penindakan hukum untuk memberantas bisnis ilegal ini.

Baca juga: Pembentukan BUMN khusus pengganti SKK Migas perlu kehati-hatian

Ia pun menyebutkan, dalam waktu dekat BPH Migas akan melaksanakan perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk memperkuat upaya pemberantasan sekaligus meringankan minyak negara baik bersubsidi dan non subsidi.

“Kami sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, jadi Sumatera Selatan nanti segera dilakukan agar lebih leluasa memantau aktivitas hilir migas,” ujarnya, dalam hal ini termasuk meminta partisipasi aktif warga Sumatera Selatan untuk tak ragu melaporkan dugaan teguran BBM di daerah ini dengan menghubungi nomor 0812-3000-0136 atau laman internet pesan e-mail Humas@bphmigas.co.id.

Baca juga: Dua mantan petinggi BP Migas dituntut 12 tahun penjara

Untuk diketahui, Polda Sumatera Selatan menyita beberapa bukti barang barang dari gudang pengoplosan solar industri di Jalan Sartibi Darwis, Keramasan, Palembang itu.

Barang bukti di antaranya dua unit mobil tangki, tiga unit mobil truk, satu unit tangki mobil, sembilan buah drum berisikan solar, 61 buah tandon berisikan solar, tiga unit mesin pompa, satu unit mesin penghisap air, 11 karung zat kimia bleacing dan 15 drigen air keras cuka parah.

Baca juga: Tiga wilayah kerja migas dilelang

Setiap bukti barang tersebut masing-masing diamankan di markas Polda Sumsel dan Polsek Kertapati.

Atas perbuatannya, tersangka DAA dan MK saat ini ditahan di Markas Polda Sumatera Selatan hingga 20 hari ke depan untuk menjalani proses penyidikan.

Para tersangka itu dijerat dengan pasal 54 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas dan/atau pasal 480 KUHP, dengan ancaman pidana penjara selama enam tahun dan denda senilai Rp60 miliar.

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Ade P Marboen
HAK CIPTA © ANTARA 2023



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments