Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan kabar terkini terkait kebijakan shortselling. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan bahwa mekanisme transaksi yang ditargetkan dapat meluncur pada bulan Oktober 2024.
“Iya [short selling meluncur pada bulan Oktober]doakan saja mudah-mudahan ya,” ucap Inarno di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/7/2024).
Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan kembali transaksi shortselling pada Oktober 2024 dalam rangka membangkitkan gairah investor di pasar saham, meningkatkan likuiditas dan penemuan harga wajar serta menyediakan sarana bagi investor untuk memanfaatkan momentum pasar yang bearish.
Shortselling adalah transaksi jual beli saham oleh investor yang belum memiliki saham tersebut. Ini adalah strategi perdagangan saham yang dilakukan dengan berspekulasi pada penurunan harga saham.
Sebelumnya, BEI memberkan kebijakan shortselling di luar negeri telah meningkatkan transaksi saham. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, hal itu dapat berkaca dari negara lain seperti Malaysia, Thailand, Hongkong, dan Singapura.
Dengan adanya shortselling ini, omzetnya dapat meningkat sekitar 2% hingga 17%. Turnover shortselling tersebut merupakan data transaksi di beberapa bursa efek seperti Malaysia 2%, Thailand 5%, Hong Kong 17%, dan Singapura 18%.
“Untuk di pasar modal Indonesia sendiri, karena sesuatu yang baru akan diperkenalkan, maka untuk tahap awal kami menargetkan omset Transaksi Short Selling di sekitar 2%-3% dari omset harian yang ada saat ini,” katanya kepada wartawan, dikutip Senin ( 1/7/2024) lalu.
(aduh/aduh)
Artikel Selanjutnya
IHSG Jeblok dan Lesu, BEI Siap Luncurkan Short Selling
