DITERBITKAN 04 September 2024
Martin Scorsese adalah tipe pembuat film yang pemahaman mendalamnya tentang sinema dijalin dalam setiap bingkai filmnya. Karya sutradara legendaris ini merupakan bukti pendidikan sekolah filmnya, tempat ia mempelajari teknik-teknik dari para kreator ikonik seperti Truffaut, Renoir, dan Kurosawa, memadukan gaya mereka menjadi sesuatu yang sepenuhnya miliknya. Hanya sedikit pembuat film yang menunjukkan contoh yang lebih baik tentang bagaimana menyerap berbagai pengaruh dapat memicu imajinasi kreatif seorang pembuat film.
Meskipun Scorsese harus berterima kasih kepada sekolah film karena telah memperkenalkannya pada pengaruh yang begitu kaya, banyak dari kita tidak memiliki kesempatan yang sama. Bagi mereka yang tidak memiliki pendidikan film formal, ada jalan lain: belajar sendiri. Selain mengambil kamera dan bereksperimen, cara terbaik untuk mempelajari pembuatan film adalah dengan menonton film-film yang membentuk para sutradara yang menginspirasi kita saat ini. Contoh sempurna dari perjalanan ini datang dari seorang pembuat film muda bernama Colin Levy.
Beberapa tahun yang lalu, Levy menghabiskan waktu berjam-jam di ruang editing sekolah menengahnya, dengan cermat membuat film pendek berdurasi lima menit. Film pendek itu kemudian memenangkan penghargaan nasional Seni Muda penghargaan. Hadiahnya? Pertemuan langsung dengan Scorsese sendiri, visioner di balik Taxi Driver dan Raging Bull.
Merefleksikan pengalamannya, Levy membagikan pemikirannya dalam sebuah posting blog: “Itu adalah momen yang menentukan dalam perjalanan saya sebagai seorang pembuat film.” Ia merinci kesempatan yang mengagumkan untuk mengunjungi kantor Scorsese dan ruang editing, dan menggambarkan momen itu sebagai sesuatu yang surealis. “Martin Scorsese memang menakutkan, paling tidak begitu. Namun, dia sangat periang, banyak bicara, dan dia menganggap saya serius. (Atau setidaknya meyakinkan saya.) Saya hampir-hampir tidak bisa berkata apa-apa,” Levy menulis.
Pertemuan itu merupakan pengalaman yang luar biasa, dengan Scorsese menyebutkan berbagai aktor, produser, sutradara, dan film setiap beberapa detik—banyak di antaranya yang belum pernah Levy dengar. Ia mendapati dirinya terpikat oleh pengetahuan Scorsese yang luas. “Saya tercengang hanya dengan berada di dekatnya,” katanya. Yang lebih mengejutkan lagi adalah pujian Scorsese tentang film pendeknya: “Dia menyukai film saya, katanya. ‘Bagaimana kamu membuat makhluk-makhluk kecil itu?’” Levy berusaha sebaik mungkin menjelaskan bagaimana ia belajar sendiri dasar-dasar animasi 3D, yang ditanggapi Scorsese dengan antusias, mengalihkan pembicaraan ke efek digital yang digunakan dalam The Aviator. Levy mengenang, “Penjajaran sisiknya sangat kuat.”
Pembuat film muda itu merasa seperti hidup dalam mimpi. “Saya merasa seperti berada di dalam film. Saya tidak tahu mengapa dia menghabiskan begitu banyak waktu dengan saya, tetapi sungguh menakjubkan berada di dekatnya,” tulisnya. Beberapa minggu kemudian, dengan rasa sangat bersyukur, Levy dengan hati-hati menyusun catatan ucapan terima kasih yang di dalamnya ia mengungkapkan bagaimana pertemuan itu telah memberinya kesadaran yang kuat: “Saya tidak tahu banyak tentang apa pun. Saya terutama tidak tahu banyak tentang sejarah film dan sinema asing.” Levy bertanya kepada Scorsese apakah dia punya rekomendasi untuk memulai.
Tak lama kemudian, Levy menerima pesan tak terduga dari asisten Scorsese. Di dalamnya ada sesuatu yang akan memulai pendidikannya di bidang perfilman: “Tuan Scorsese meminta saya untuk mengirimkan ini kepada Anda,” asisten itu menulis. “Ini seharusnya menjadi awal yang baik untuk pendidikan film Anda!” Terlampir daftar 39 film asing dan beberapa buku rekomendasi yang disusun Scorsese secara pribadi untuknya.
Daftar tersebut sangat luas dan menginspirasi, termasuk film klasik legendaris seperti Metropolis dan Bicycle Thief. Daftar tersebut mencakup berbagai dekade dan budaya, menawarkan harta karun berupa karya sinematik yang dapat dipelajari Levy. Menariknya, Scorsese tidak memasukkan beberapa nama yang lebih terkenal di dunia sinema, seperti Federico Fellini dan Ingmar Bergman, dan memilih untuk menyoroti film-film Jepang pascaperang yang kurang dikenal dan signifikan. Daftar tersebut bahkan menyertakan tiga film karya Akira Kurosawa yang hebat, seorang pembuat film yang telah lama dikagumi Scorsese.
Jelas bahwa ini bukan sekadar kumpulan film acak, tetapi daftar yang dikurasi dengan cermat yang dimaksudkan untuk memandu dan menginspirasi perjalanan pembuat film pemula ke dunia perfilman. Bagi mereka yang belum memiliki hak istimewa untuk mempelajari film-film ini di lingkungan akademis, daftar ini berfungsi sebagai sumber daya yang tak ternilai, yang mencerminkan apresiasi mendalam Scorsese terhadap sejarah film dan keinginannya untuk mewariskan pengetahuan itu kepada generasi pembuat film masa depan.
Berikut adalah daftar lengkap 39 film asing yang menurut Martin Scorsese harus ditonton semua orang – khususnya para pembuat film.