Di era yang didominasi oleh layar digital, tanpa disadari mata kita telah menjadi penerima rentetan cahaya biru yang terus-menerus. Dari smartphone dan tablet hingga laptop dan televisi, kehidupan kita sehari-hari saling terkait erat dengan perangkat ini. Cahaya biru, yang dipancarkan oleh perangkat digital, telah mendapat perhatian yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena potensi dampaknya terhadap kesehatan mata. Banyak laporan menunjukkan bahwa cahaya biru dapat merusak retina dan menyebabkan degenerasi makula terkait usia.
Berlawanan dengan kepercayaan populer, ketegangan mata yang disebabkan oleh perangkat digital lebih terkait erat dengan cara kita menggunakannya daripada cahaya biru yang dipancarkannya. Gejala seperti mata kering, penglihatan kabur, mata berair, dan sakit kepala terutama disebabkan oleh penggunaan perangkat dalam waktu lama dan penurunan tingkat kedipan. Saat kita menghabiskan waktu lama untuk fokus pada layar, tingkat kedipan kita secara alami menurun, menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan ini.
Dr Sonika Gupta, Konsultan Utama, Perawatan Mata / Ophthalmology, Max Multi Speciality Centre, Panchsheel Park menjelaskan potensi konsekuensi paparan mata yang meluas ke waktu layar dan tips untuk mengurangi waktu layar.
Inilah Cara Waktu Layar Berlebihan Dapat Mempengaruhi Pola Tidur
Dr Gupta menjelaskan, meskipun cahaya biru memengaruhi siklus bangun dan tidur alami tubuh kita, paparan berlebihan terhadap cahaya biru dari perangkat digital, terutama larut malam, dapat mengganggu kemampuan kita untuk tertidur. Untuk mengurangi efek ini, disarankan untuk membatasi waktu layar hingga dua hingga tiga jam sebelum waktu tidur. Selain itu, memanfaatkan pengaturan waktu malam pada perangkat dapat membantu meminimalkan paparan cahaya biru selama jam malam.
Tips Untuk Mengurangi Waktu Layar Dan Menghemat Penglihatan
Melindungi Mata Anda
Dr Gupta menjelaskan, untuk mengatasi ketegangan mata, mengadopsi kebiasaan sehat dan istirahat teratur adalah kuncinya. Aturan “20-20-20” adalah teknik yang efektif: setiap 20 menit, alihkan fokus Anda ke objek yang berjarak minimal 20 kaki selama minimal 20 detik. Ini memungkinkan mata Anda rileks dan mencegah ketegangan berlebihan. Jika mata Anda terasa kering, air mata buatan dapat memberikan kelegaan sementara.
Membongkar Kacamata Pemblokir Cahaya Biru
Dr Gupta berbagi, bertentangan dengan kepercayaan populer, ada bukti ilmiah yang terbatas untuk mendukung klaim bahwa kacamata yang dirancang untuk memblokir cahaya biru menawarkan manfaat perlindungan yang signifikan. American Academy of Ophthalmology tidak merekomendasikan penggunaan kacamata khusus penghalang cahaya biru untuk penggunaan komputer. Meskipun kacamata ini dapat mengurangi paparan sinar biru, dampaknya terhadap kesehatan mata masih belum pasti.
Berlatih Detoksifikasi Digital
Beristirahatlah secara teratur dari layar, terutama selama penggunaan yang lama. Sisihkan waktu untuk aktivitas yang tidak melibatkan layar, seperti membaca buku, berolahraga, atau menghabiskan waktu di luar ruangan.
Gunakan Aplikasi Pelacakan Durasi Layar
Instal aplikasi yang membantu memantau dan membatasi waktu layar Anda. Aplikasi ini dapat memberikan wawasan tentang pola penggunaan Anda dan menawarkan pengingat atau batasan untuk membantu Anda tetap di jalur.
Tetapkan Zona Bebas Layar
Tetapkan area tertentu di rumah Anda, seperti kamar tidur atau ruang makan, sebagai zona bebas layar. Ini membantu menciptakan pemisahan antara layar dan relaksasi atau aktivitas sosial.
Kesimpulannya, dampak cahaya biru pada kesehatan mata merupakan topik yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Sementara laporan menunjukkan potensi bahaya, bukti ilmiah konklusif saat ini masih kurang. Penyebab utama ketegangan mata digital adalah penggunaan perangkat yang berkepanjangan dan berkurangnya tingkat kedipan, daripada cahaya biru yang dipancarkan oleh layar. Mematuhi kebiasaan sehat, seperti istirahat teratur dan mengikuti aturan 20-20-20, dapat mengurangi gejala ketegangan mata secara signifikan. Sangat penting untuk tetap mendapatkan informasi, menerapkan praktik penggunaan perangkat yang sehat, dan berkonsultasi dengan profesional perawatan mata untuk mendapatkan saran yang dipersonalisasi untuk menjaga kesehatan mata yang optimal di era digital.