Pangan fungsional lebih dari sekedar menyediakan nutrisi dan nutrisi dasar; mereka menawarkan manfaat kesehatan yang dapat melindungi kronis penyakit. Meskipun makanan utuh menyediakan karbohidrat penting, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk kesehatan secara keseluruhan, pangan fungsional mengandung senyawa unik yang memberikan manfaat tambahan. Konsep ini menjadi terkenal pada tahun 1980an di Jepang ketika pemerintah mendanai penelitian untuk mengeksplorasi dampak makanan tertentu terhadap kesehatan manusia. Pada tahun 1991, Jepang memperkenalkan kategori “Makanan untuk Penggunaan Kesehatan Khusus (FOSHU)”, yang memungkinkan makanan tertentu disetujui oleh pemerintah dan diberi segel FOSHU pada labelnya.
Baca juga: Mengapa Minuman Fungsional Menjadi Tren di Dunia Kesehatan, dan Mengapa Saatnya Merangkulnya
Manfaat Kesehatan Dari Makanan Fungsional:
Makanan fungsional kaya akan sumber antioksidan seperti karotenoid, flavonoid, likopen, antosianin, dan polifenol, yang melawan radikal bebas dan melindungi dari kerusakan otak, penuaan, katarak, dan kanker. Mereka juga berperan dalam mengurangi dan mengendalikan peradangan, yang merupakan faktor kunci dalam berbagai masalah kesehatan kronis.
Selain itu, makanan fungsional menyediakan probiotik, yang meningkatkan kekebalan. Makanan yang mengandung prebiotik juga berperan sebagai makanan fungsional dengan memberi nutrisi pada bakteri usus yang bermanfaat, menjaga integritas usus, mencegah infeksi, dan membantu regulasi gula, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
5 Komponen Pangan Fungsional Dan Nutrisi :
1. Serat Makanan:
Serat makanan meningkatkan ekskresi garam empedu, yang mengurangi kolesterol, melancarkan buang air besar secara teratur, membuang racun dari tubuh, mengatur gula darah, dan membantu mengendalikan berat badan. Sumbernya meliputi biji-bijian, millet, kacang-kacangan, polong-polongan, sayuran, dan buah-buahan utuh.
Baca juga: 5 Makanan Kaya Serat Larut Yang Direkomendasikan Para Ahli Untuk Penderita Diabetes
2. Asam Lemak Omega-3:
Lemak ini dikenal karena manfaat kardiovaskularnya, mengurangi trigliserida, kadar kolesterol LDL, dan risiko pembentukan bekuan darah, sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh. Sumbernya antara lain kenari, biji chia, biji rami, salmon, trout, dan tuna.
3. Isothiocyanate:
Ditemukan dalam sayuran, senyawa ini mengurangi risiko kanker lambung, payudara, hati, kerongkongan, paru-paru, usus kecil, dan usus besar. Mereka juga melindungi terhadap kanker perut yang berhubungan dengan helicobacter pylori dan penyakit jantung. Sumbernya antara lain brokoli, kubis brussel, selada air, kubis, kembang kol, dan kangkung.
Baca juga: Beyond Salad Dan Sabzi: 5 Cara Sehat Mengkonsumsi Sayuran Hijau
4. Flavonoid:
Pigmen yang ditemukan pada tanaman ini menawarkan sifat antioksidan, anti alergi, antivirus, antitoksik, antijamur, antibakteri, dan antiinflamasi. Mereka terkait dengan pencegahan penyakit jantung, diabetes, penyakit neurodegeneratif, dan potensi pengobatan kanker. Sumbernya termasuk peterseli kering, bawang merah, cranberry, asparagus, blackcurrant, dan berbagai teh.
5. Probiotik, Prebiotik, Sinbiotik:
Probiotik adalah bakteri hidup yang meningkatkan flora usus dan menjaga integritas usus. Prebiotik adalah makanan bagi bakteri menguntungkan ini, biasanya serat yang tidak dapat dicerna, dan telah menunjukkan sifat antikanker dan antivirus. Makanan yang menyediakan keduanya disebut sumber sinbiotik. Sumber probiotik termasuk yogurt, buttermilk, acar, kimchi, dan kefir. Prebiotik sumbernya meliputi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Daftar ini tidak lengkap, dan senyawa seperti poliol, fitoestrogen, protein kedelai, dan karotenoid memiliki fungsi khusus untuk meningkatkan kesehatan. Khususnya, senyawa-senyawa ini paling efektif bila dikonsumsi sebagai makanan utuh, karena mereka bekerja secara sinergis dengan senyawa dan nutrisi alami lainnya. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan utuh dan segar adalah pendekatan yang paling bermanfaat untuk memanfaatkan kekuatan makanan fungsional.
Penafian: Pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat pribadi penulis. NDTV tidak bertanggung jawab atas keakuratan, kelengkapan, kesesuaian, atau validitas informasi apa pun pada artikel ini. Semua informasi disediakan apa adanya. Informasi, fakta atau opini yang muncul dalam artikel tidak mencerminkan pandangan NDTV dan NDTV tidak bertanggung jawab atau berkewajiban atas hal tersebut.