JawaPos.com – TNI dan Polri berupaya memastikan tidak ada gangguan keamanan sekecil apa pun dalam perhelatan KTT G20 di Nusa Dua, Bali. Hingga kemarin (15/11), kondisi terkendali. Meski, berdasar evaluasi, perlu ada peningkatan upaya preventif.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, semua orang yang terekam CCTV di Bali akan diketahui identitasnya. Petugas menggunakan sistem pengenalan wajah atau face recognition. Mereka yang masuk daftar pencarian orang (DPO), baik pelaku kriminal maupun teror, bisa segera terdeteksi.
Saat ada yang terpantau merupakan DPO atau buron, kata Sigit, petugas segera melakukan langkah lanjutan. Personalia terdekat segera. ”Petugas diperintahkan bergerak dan melaksanakan tugas,” terang mantan Kabareskrim tersebut.
Aparat kepolisian berjaga selama 24 jam untuk memantau berbagai peristiwa di lapangan. Sekaligus mengambil langkah-langkah tertentu. ”Namun, tetap memberikan kenyamanan kepada turis dan masyarakat umum,” ujarnya.
Menurut dia, pengamanan rangkaian KTT G20 sejak 8 November hingga kemarin berjalan lancar. Semua aktivitas berjalan sesuai dengan jadwal. Mulai kedatangan pejabat hingga pelaksanaan di lokasi rapat bilateral.
Dalam pengamanan tersebut, Polri terlibat dalam ring 3. Menurut Sigit, ring tersebut yang paling banyak berhubungan dengan masyarakat. Karena itu, Polri melibatkan kearifan lokal dengan menggandeng pecalang. ”Pecalang diajak untuk mengamankan,” paparnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Operasi (Asops) Kapolri Irjen Agung Setya Imam Effendi mengatakan, dari hasil evaluasi, diperlukan upaya pencegahan di tiga lokasi. Yakni, Seminyak, Legian, dan Kuta. ”Maka, dilakukan penebalan keamanan dengan penempatan personel,” ujarnya.
Ada penambahan 60 personel dari Mabes Polri dan 40 personel dari Polda Bali untuk tiga lokasi tersebut. Sebelumnya, di sana ada 80 personel yang berjaga.
Di bagian lain, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi kemarin turun langsung dalam patroli pengamanan KTT G20 di perairan Bali. Perwira tinggi bintang tiga tersebut berlayar dengan menggunakan KN SAR Wisnu sejauh 15 nautical mile. Dari Pelabuhan Benoa sampai area perhelatan KTT G20 di Apurva Kempinski. Basarnas memastikan kapal tersebut terus bersiaga untuk mengantisipasi keadaan darurat.
Pengaturan Penerbangan
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengungkapkan, Senin (14/11) merupakan puncak tertinggi kedatangan pesawat VVIP di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Baik kenegaraan maupun internasional. Secara umum, pengaturan penerbangan VVIP dan reguler domestik maupun internasional berjalan lancar. ”Berdasar data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, total ada 31 pesawat VVIP dan rombongan pendukung yang tiba di Bandara Ngurah Rai mulai pagi hingga malam,” katanya.
Penerbangan reguler, baik domestik maupun internasional, di Bandara Ngurah Rai juga relatif lancar. Sesuai dengan slot penerbangan yang telah ditentukan. Tingkat ketepatan waktu untuk penerbangan domestik mencapai 68,78 persen.
Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto menambahkan, diwajibkan mempersiapkan pengaturan kepulangan pesawat VVIP para pendelegasian KTT G20 di Bandara Ngurah Rai. Kemenhub melibatkan otoritas bandara, Angkasa Pura I, AirNav, dan pihak terkait lainnya. Puncak pergerakan pesawat dari Bandara Ngurah Rai akan terjadi hari ini (16/11). ”Besok (hari ini, Red) adalah puncak pergerakan kepulangan pesawat para pemimpin negara. perjalanan kepulangan lebih kompleks karena jamnya berdekatan dibandingkan saat kedatangan. Untuk itu, perlu disiapkan pengaturan penerbangan yang cermat,” katanya. (idr/gih/syn/c7/fal)