TEMPO.CO, Jakarta – Gabungan importir nasional seluruh Indonesia atau GINSI menyebut menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) bisa berdampak pada kenaikan produk impor hingga 5-7 persen.
“Dampak yang terus naiknya nilai tukar dollar terhadap rupiah bisa mengakibatkan naiknya harga jual produk impor,” kata Ketua GINSI Subandi pada Tempo, Sabtu, 21 Oktober 2023.
Subandi menuturkan, ini berdampak pada produk di dalam negeri yang berbahan baku dari impor maupun barang jadi. Adapun produk yang terdampak contohnya adalah produk elektronik.
Lebih lanjut menurut Subadi, barang yang kenaikannya signifikan akibat kenaikan dolar AS adalah barang-barang konsumtif kebutuhan rumah tangga, serta besi dan baja.
Iklan
“Kenaikannya lihat keadaan, mungkin sekitar 5-7 persen jika dolarnya terus menguat sampai ke level Rp 16 ribu,” ujar Subandi.
Namun dia menuturkan tidak ada pedagang yang mau rugi, meskipun ada yang mengurangi keuntungan dengan tidak menaikkan harga jual komoditas impor secara berlebihan.
Dilaporkan dari RTI Business pada Sabtu, 21 Oktober 2023, level dolar AS tertinggi terhadap rupiah pada tahun ini adalah Rp 15.887. Angka ini naik 1,81 persen dari awal tahun (year to date).