Jakarta (ANTARA) – Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Fadjroel Rachman mengaku bangga atas kemajuan hubungan budaya yang diupayakan melalui diplomasi pendidikan di kedua negara tersebut.
“Kami bangga dan senang (karena) sudah puluhan pelajar Kazakhstan atau Tajikistan yang menyelesaikan pendidikan sarjana dan master di Indonesia; begitu juga sebaliknya,” kata Fadjroel dalam rilis dari KBRI yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Dia menambahkan bahwa pada tahun ini, dua mahasiswa S1 dan dua mahasiswa S2 Indonesia telah diwisuda di Kazakhstan.
Fadjroel menyampaikan hal itu menyusul wisuda mahasiswa Tajikistan bernama Nafisa Nazarova, yang lulus dari program Magister Manajemen di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang pada 5 November.
Mahasiswa asal Tajikistan lainnya, Azhurzoda Shahboz, juga telah lulus kuliah di program Magister Ilmu Lingkungan di Universitas Indonesia berkat beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) yang diupayakan KBRI.
Selain kedua pelajar Tajikistan itu, ada pula beberapa pelajar penerima beasiswa KNB asal Kazakhstan yang berhasil menyelesaikan pendidikan di Indonesia.
Di antara mereka adalah Bolatbek Mukhtaruly, yang menempuh program Magister Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Aizada Amanzholova yang mengambil program Magister Desain di Universitas Telkom, dan Aisulu Zhakupova, mahasiswa Magister Manajemen di Universitas Telkom.
Ada pula sejumlah mahasiswa Kazakhstan yang menerima beasiswa langsung dari UNY, seperti Gulmira Tassygozhina dan Bagdaulet Zhylzhas.
Fadjroel mengatakan bahwa prioritas diplomasi pendidikan KBRI adalah memajukan hubungan budaya Indonesia secara berjangka panjang dan berkelanjutan.
“Pengalaman mereka (para pelajar) belajar dan hidup di negara setempat akan menjadi modal untuk berkontribusi dalam meningkatkan kerja sama kedua negara di segala bidang, khususnya di bidang sains, teknologi dan seni,” katanya.
Sementara itu, Nafisa, mahasiswa Tajikistan yang baru saja lulus, mengaku sangat senang bisa kuliah di Indonesia.
“Yang menarik dari kuliah di Indonesia adalah semua orangnya ramah. Saya bisa belajar beragam budaya karena setiap daerah yang saya kunjungi selalu memiliki budaya yang berbeda,” kata dia.
“Saya juga suka makanannya, seperti rendang, soto ayam, nasi goreng, bebek goreng. Bagi saya, Semarang adalah rumah kedua saya.”
Beberapa mahasiswa Kazakhstan dan Tajikistan yang lulus dari Indonesia pernah mengikuti kegiatan di Pusat Budaya KBRI Astana, seperti kursus Bahasa Indonesia dan seni tari, untuk mendapatkan pengalaman sebelum mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa di Indonesia.
Baca juga: Dubes Fadjroel: Hubungan RI-Tajikistan terus berkembang
Baca juga: Penyanyi RI raih penghargaan di kompetisi internasional Kazakhstan
Pewarta: Katriana
Redaktur: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024