Thursday, September 19, 2024
HomeNationalEksploitasi Mahasiswa Lewat Ferienjob, Beranda Perempuan dan Beranda Migran Beri 11 Tuntutan

Eksploitasi Mahasiswa Lewat Ferienjob, Beranda Perempuan dan Beranda Migran Beri 11 Tuntutan


TEMPO.CO, Jakarta – Beranda Perempuan dan Beranda Migran menyampaikan 11 tuntutan atas kasus eksploitasi dan praktik tindak pidana perdagangan orang atau TPPO lewat skema pekerjaan feri di Jerman. Setidaknya ada lima tuntutan yang ditujukan kepada universitas dan enam tuntutan lainnya kepada pemerintah Indonesia.

Kepada pihak universitas, Beranda Perempuan dan Beranda Migran menuntut akuntabilitas untuk menghentikan seluruh program magang di luar negeri yang merugikan mahasiswa dan keluarganya. Kedua, universitas harus menyediakan pendampingan kasus gratis kepada para korban dan keluarganya.

Tuntutan ketiga adalah menjamin keamanan dan perlindungan bagi korban untuk melanjutkan kuliah. Keempat, menjamin pemulihan dan pemulihan korban dan keluarganya. Terakhir, universitas harus melindungi korban dari segala bentuk intimidasi.

Sementara itu, tuntutan pertama kepada pemerintah Indonesia adalah menginvestigasi sindikat jangka waktu pelajar untuk program magang bodong. Kedua, menghentikan seluruh praktik pemindaian siswa ke luar negeri yang merugikan.

Selanjutnya menghukum para pelaku TPPO yang menarget pelajar. Lalu, menjamin pemulihan dan pemulihan korban dan keluarganya. Kemudian, konsultasi rutin dengan berbagai kelompok peduli migran, TPPO dan mahasiswa. Terakhir, penyuluhan kepada seluruh universitas dan masyarakat terkait skema penipuan.

Setidaknya, sekitar 1.047 mahasiswa dari 33 kampus di Indonesia jadi korban TPPO berkedok Ferienjob atau magang kerja di Jerman. Ferienjob ini dipromosikan dan direkomendasikan oleh universitas dengan program iming-iming kerja magang bergaji tinggi dan nilai konversi sebanyak 20 SKS.

Sebanyak 87 mahasiswa yang menjadi korban di antaranya berasal dari Universitas Jambi (Unja). Mereka mengikuti Ferienjob selama tiga bulan.

RM, salah satu korban dari Unja yakin untuk mengikuti tawaran Ferienjob setelah mengetahui salah satu guru besar Fakultas Ekonomi di kampusnya telah menjadi partner Ferienjob. Di sisi lain, karena Unja telah menandatangani MoU untuk jangka waktu 10 tahun.

Dia mengikuti proses penyelaman, seleksi, dan penempatan selama berbulan-bulan. Akhirnya, RM bekerja di Jerman sebagai buruh bangunan dan buruh angkut barang di salah satu perusahaan jasa pengiriman paket di Jerman. Dia harus mengangkat beban paket mencapai 0,5 sampai 30 kg secara manual. Jam kerja yang panjang mengakibatkan RM sering mengalami kelelahan.

Tak sampai di sana, ternyata upah kerja yang diterima jauh lebih rendah dari nominal yang ditawarkan dan tertera di dalam kontrak. Upah RM per bulan tidak cukup untuk membayar biaya penginapan yang harus dia tanggung sendiri.

Selanjutnya, mahasiswa UNS juga melapor…





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments