Monday, November 18, 2024
HomeNationalFokus Jelang Imlek - The Fed Hawkish, Mata Uang Asia Loyo!

Fokus Jelang Imlek – The Fed Hawkish, Mata Uang Asia Loyo!




Jakarta, CNBC Indonesia – Mata uang Asia mayoritas di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar yang beralih fokus menjelang Imlek hingga pengaruh The Fed yang masih hawkish membuat nilai tukar bergerak loyo.

Melansir data Refinitiv pada hari ini, Jumat (9/2/2024) hingga pukul 10.15 WIB, menunjukkan sejumlah mata uang Asia yang masih tertekan terhadap dolar AS. Sebut saja ada ringgit Malaysia yang tergerus paling dalam mencapai 0,23%.

Bath Thailand dan Peso Filipina menyusul, masing-masing melemah 0,07% dan 0,05%. Won Korea Selatan, Yuan China, dan Yen Jepang juga ikut melemah sebesar 0,01%.

Hanya rupee India yang terpantau menguat pada hari ini sebesar 0,02%. Secara lebih rinci lihat pada grafik berikut :


Pergerakan mata uang Asia yang loyo hari ini disinyalir karena sikap pelaku pasar yang mulai fokus pada perayaan Imlek. Hal ini memicu perdagangan pasar keuangan cenderung sepi, serta membuat investor melakukan aksi profit Taking jangka pendek untuk persiapan liburan.

Selain itu, sikap bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih hawkish mempertahankan suku bunga di level tinggi dan masih belum memberikan sinyal terjadinya pivot..

The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.

“Kami merasa tidak patut untuk mengurangi target target (suku bunga) sampai kami merasa lebih percaya diri jika inflasi sudah bergerak ke target target 2%. Komite sangat berkomitmen untuk membawa inflasi ke target target 2%. Inflasi sudah melandai dalam setahun terakhir tetapi kami masih memberi perhatian penuh terhadap risiko inflasi” tutur pernyataan The Fed dalam situs resminya.

Keinginan pelaku pasar melihat pemotongan suku bunga dalam waktu dekat sepertinya belum akan terwujud. Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers jika ekonomi AS saat ini masih sangat kuat.

Dengan perekonomian dan inflasi AS yang masih kuat, Powell menegaskan jika The Fed belum cukup percaya diri untuk memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC Maret mendatang.

Sikap hawkish The Fed akan membuat indeks dolar AS (DXY) sulit turun. Hal ini bisa membuat tekanan terus berlanjut bagi sejumlah mata uang dunia terutama yang datang dari pasar negara berkembang.

RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya

Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer


(tsn/tsn)




Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments