TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri melakukan perlawanan terhadap kekerasan dan intimidasi yang menyasar kepada para pendukung Ganjar-Mahfud. Instruksi ini disebut karena eskalasi kekerasan belakangan ini sedang terjadi.
“Pesan Bu Mega, dalam waktu singkat, karena ada eskalasi dan terjadi beberapa kekerasan, maka kita harus siaga,” kata Ganjar Pranowo kepada awak media pada kunjungannya di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis, 4 Januari 2023, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Ganjar menyebut perintah khusus dari pucuk tertinggi PDIP itu disampaikan dalam Rapat Konsolidasi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, di Jakarta, Rabu kemarin. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menyebut, kekerasan dan intimidasi terhadap pendukung Ganjar-Mahfud, termasuk sejumlah kepala daerah menjadi salah satu topik yang dibahas secara mendalam saat rapat konsolidasi TPN Ganjar-Mahfud.
Dia mengatakan, dalam forum itu Megawati menegaskan agar konsolidasi TPN Ganjar-Mahfud, partai pendukung, dan relawan harus terus-menerus dilakukan agar semuanya siap. Segala tindakan yang merugikan Ganjar-Mahfud dan para pendukungnya harus segera dilaporkan.
“Kalau ada kecelakaan laporkan, ada kekerasan laporkan, ada tekanan laporkan, agar semua siap lahir batin,” ujar Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar menambahkan dalam rapat konsolidasi, juga dibahas bagaimana memberikan dukungan kepada pendukung Ganjar-Mahfud di daerah, termasuk para kepala daerah. Langkah itu dilakukan karena ada laporan dari daerah bahwa mereka mendapat tekanan terkait kampanye Ganjar-Mahfud.
“Kami membackup teman-teman di daerah agar tidak kecil hati. Karena ada laporan dari teman-teman di daerah kalau mereka ditelepon dan ada tekanan supaya jangan kenceng-kenceng, tapi kami sampaikan lawan itu. Jangan pernah takut,” kata Ganjar.
Sebelumnya, TPN Ganjar-Mahfud menyambangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada Rabu, 3 Januari 2024. Mereka melaporkan kasus relawan oleh anggota TNI di Boyolali, Jawa Tengah yang terjadi 30 Desember 2023 lalu.
Iklan
“TPN Ganjar-Mahfud hari ini menyampaikan laporan kepada Komnas HAM terkait apa yang terjadi di Boyolali. Peristiwa yang terjadi pada 30 Desember lalu,” kata Direktur Penegakan Hukum dan Advokasi Tim Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Ifdhal Kasim, di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat.
Ifdhal mengatakan Komnas HAM harus mendalami kejadian tersebut agar muncul di hadapan publik tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“Mengapa kami mendorong Komnas HAM untuk melakukan penyelidikan? Karena masyarakat rancu dengan berbagai informasi yang berkembang pada peristiwa ini,” ucapnya.
Seperti diketahui sebelumnya terjadi pergeseran oleh sejumlah anggota TNI terhadap beberapa relawan Ganjar-Mahfud di depan Markas Komando Yonif 408/Suhbrastha, Boyolali pada Sabtu siang sekitar pukul 11.19 WIB.
Penganiayaan terjadi diduga dilatari suara berisik knalpot brong yang digunakan para lawan. Para anggota TNI kemudian keluar dan langsung menyerang tujuh korban hingga terjatuh dari sepeda motor. Akibatnya, hingga saat ini masih ada dua korban relawan Ganjar yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Adapun pihak Denpom IV/4 Surakarta telah menetapkan 6 anggota TNI berpangkat Prajurit Dua sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Pilihan Editor: Soal Instruksi Megawati, Politikus PDIP Bilang Supaya Suasana Pileg seperti Pilpres