Jakarta (ANTARA) – Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung akan menghadapi jalan terjal pada partai puncak Australian Open 2022 karena harus berhadapan dengan unggulan pertama asal Korea Selatan An Se Young.
Gregoria melaju ke partai puncak turnamen Super 300 itu setelah susah payah menyingkirkan Han Yue asal China dalam pertarungan tiga gim yang berakhir dengan skor 18-21, 21-16, 21-14. Dia menjadi satu-satunya wakil Indonesia tersisa setelah pasangan campuran Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja terhenti di babak semifinal.
Pertandingan final yang akan berlangsung di Quay Centre, Sydney, Minggu nanti akan menjadi laga perebutan gelar perdana bagi Gregoria dalam turnamen tur dunia BWF.
Sejak sistem turnamen diganti menjadi BWF World Tour pada 2018, langkah Gregoria selalu terhenti pada babak awal. Tunggal putri peringkat ke-19 dunia sebenarnya sudah pernah mencapai hingga babak semifinal dalam empat turnamen BWF World Tour, yakni Thailand Open 2018, Denmark Open 2018, Malaysia Masters 2022, dan Hylo Open 2022.
Namun juara dunia junior 2017 itu selalu gagal memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melaju ke partai puncak, termasuk saat dia takluk di tangan An Se Young di semifinal Malaysia Masters 2022, Juli lalu.
Baca juga: Gregoria melaju ke final pertama tur dunia BWF di Australian Open
An Se Young bakal unggul kembali menjadi tantangan berat bagi Gregoria di final Australian Open 2022. Selain itu dalam posisi ranking dunia, secara catatan pertemuan pun An Se Young memegang kendali dengan rekor kemenangan 2-0.
Sebelum kemenangannya di semifinal Malaysia Masters 2022, tunggal putri peringkat kedua dunia itu juga pernah mengalahkan Gregoria dalam pertemuan pertama mereka di babak 32 besar All England 2022.
An Se Young bisa dibilang merupakan pemain yang konsisten dan sudah sering menaiki podium utama. Sejak tampil dalam turnamen BWF World Tour pada 2018, An telah meraih 11 gelar juara, termasuk tiga gelar berturut-turut pada turnamen berbeda pada tahun lalu, yaitu Indonesia Masters 2021, Indonesia Open 2021, dan BWF World Tour Finals 2021 yang sama-sama digelar secara bertahap di Bali.
Dalam menghadapi An, Gregoria mengatakan hanya akan tampil ngotot dan tidak mudah menyerah hingga mencapai titik terakhir.
“Besok saya ingin lebih memaksa lagi. Maklum, dia bukan lawan mudah. ​​Lawan kelasnya sudah di atas saya. Besok saya tidak bisa gampang menyerah. Coba maksimalkan yang ada,” kata Gregoria yang terakhir juara di Finish Open 2018 itu, melalui keterangan PBSI.
Meski final nanti bakal menjadi jalan terjal bagi Gregoria namun capaian dia bisa lolos ke final merupakan torehan yang cukup baik bagi sektor tunggal putri yang selalu kesulitan menembus hingga ke partai puncak BWF World Tour.
Apabila Gregoria bisa menang atas An Se Young pada laga puncak nanti maka dia akan menjadi putri tunggal keempat dari Indonesia yang membawa pulang gelar Australian Open setelah Utami Dewi (1975), Susi Susanti (1990), dan Maria Febe Kusumastuti (2009).
Baca juga: Indonesia kirim dua wakil ke semifinal Australian Open 2022
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Irwan Suhirwandi
HAK CIPTA © ANTARA 2022