Sunday, October 1, 2023
HomeNationalHarga Batu Bara Ambruk 66%, Bantuan China & India Sia-Sia

Harga Batu Bara Ambruk 66%, Bantuan China & India Sia-Sia



Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara jatuh ke level terendah dalam hampir dua tahun terakhir. Pada perdagangan Selasa (30/5/2023), harga batu bara kontrak dua bulan atau Juli di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$132,6 per ton. Harganya jatuh 3,43%

Harga penutupan kemarin adalah yang terendah sejak 7 Juli 2021 atau 34 bulan terakhir atau hampir dua tahun. Bila dihitung sejak awal tahun maka harga batu bara sudah ambles 66%.

Harga batu bara terus melemah meski permintaan dari kawasan Asia mulai melonjak.

Dikutip dari Reuters, permintaan impor batu bara dari Asia melonjak, bahkan mencatat rekor tertingginya pada Mei. Lonjakan permintaan terjadi karena pembeli memanfaatkan harga murah.

Data Kpler menunjukkan permintaan impor dari kawasan Asia tembus 78,38 juta ton pada Mei tahun ini, rekor tertinggi yang pernah dicatat oleh Kpler dan Refinitiv.

Impor dari kawasan Asia terus meningkat sejak Maret kemudian April dan puncaknya pada Mei 2023. Pembeli memanfaatkan batu bara yang terus melandai dalam tiga bulan terakhir.
Harga melandai karena anjloknya permintaan dari Eropa ataupun negara lain, selain Asia.

Harga batu bara di Pelabuhan Newcastle, Australia, jenis 5.500 kilokalori per kg (kkal/kg) jatuh ke posisi US$ 96,54 per ton, terendah sejak Desember 2021.

Harga batu bara Indonesia jenis 4.200 kcal/kg jatuh ke posisi $65,28 per ton, terendah sejak Januari 2022.

“Harga batu bata kualitas lebih tinggi turun tajam dibandingkan grade yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan permintaan batu bara kualitas yang lebih rendah masih bagus. Pembeli Asia sangat sensitif terhadap harga,” tutur analis Reuters Clyde Russell.

Batu bara india kategori ini banyak diminati India dan China yang merupakan dua importir terbesar batu bara di dunia.

Malaysia, Vietnam, dan Thailand juga banyak membeli batu bara jenis tersebut.

Data Kpler menunjukkan jika impor batu bara thermal China masih tinggi pada bulan ini. Impor diperkirakan mencapai 28,24 juta ton pada Mei 2023 atau melonjak 137% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Impor pada Mei hanya turun sedikit dibandingkan April yang tercatat 28,42 juta ton.

Tingginya impor China sejalan dengan naiknya kebutuhan listrik Negara Tirai Bambu. Penggunaan listrik lebih tinggi 83 miliar kilowatt hours (kWh) pada Januari-April 2023.

Produksi listrik dari pembangkit batu bara sangat dibutuhkan China mengingat produksi dari pembangkit listrik dari tenaga air turun 42 miliar kWh pada Januari-April 2023.

Selain China, India juga meningkatkan pembelian pada Mei 2023. Total impor India pada Mei diperkirakan mencapai 16,61 ton, naik 15,6% dibandingkan April yang tercatat 14,37 ton.

Pemulihan ekonomi serta kenaikan suku membuat India meningkatkan impor.

Vietnam juga diperkirakan meningkatkan impor menjadi 2,9 juta ton pada Mei, naik dari 2,09 juta ton pada April. Impor tersebut adalah yang tertinggi sejak Juni 2020.

Impor Malaysia diperkirakan naik menjadi 3,26 juta ton pada Mei, dari 2,64 juta ton pada April. Impor tersebut adalah yang tertinggi sejak Maret 2020.

Sebaliknya, impor Jepang pada Mei turun menjadi 6,95 juta ton, dari 8,55 juta ton pada April. Impor Korea Selatan juga melandai dari 6,7 juta ton pada April menjadi 6,03 juta ton pada Mei tahun ini.

PENELITIAN CNBC INDONESIA

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya

Waduh! Harga Batu Bara Anjlok ke Level Sebelum Perang Ukraina


(mae/mae)




Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments