Friday, October 18, 2024
HomeNationalIntegrasi data dan sumber emisi diminta jadi dasar atasi polusi udara

Integrasi data dan sumber emisi diminta jadi dasar atasi polusi udara



Kita perlu belajar dari pengalaman global

Jakarta (ANTARA) – Yayasan Udara Anak Bangsa atau Bicara Udara meminta transfer data dan inventarisasi sumber emisi di wilayah aglomerasi Jakarta dapat menjadi dasar dalam kebijakan pengendalian polusi udara di daerah itu.

“Kita perlu belajar dari pengalaman global dalam mengatasi polusi udara untuk mempercepat implementasi kebijakan udara bersih di Indonesia,” kata Co-Founder Bicara Udara Ratna Kartadjoemena dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa malam.

Sementara itu, Direktur Air Quality Life Index (AQLI) dari Energy Policy Institute di University of Chicago Tanushree Ganguly menyampaikan bahwa akses publik terhadap data penting untuk mengawal kebijakan udara bersih.

“Tanpa data dan literasi terhadap data, tidak akan ada kesadaran masyarakat, permintaan kepada pemerintah dan aksi-aksi udara bersih dari masyarakat. Tanpa masyarakat bergerak, pemerintah tidak akan menghasilkan kebijakan yang berpihak pada perbaikan kualitas udara,” kata Tanushree.

Sedangkan, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengimbau agar urgensi terhadap data jangan sampai menjadi gangguan (kebisingan) yang tidak menjadi tindakan.

Baca juga: Luhut: Pabrik sekitar Jakarta akan dipasangi sensor deteksi jenis gas

Saya mengusulkan agar kita memprioritaskan penanganan polusi udara pada daerah-daerah yang sudah teridentifikasi sebagai ‘titik panas seperti palembang karena kebakaran hutan, ujung suralaya karena energi dan area’perkotaan yang lebih besar’ Jakarta yang lebih kompleks,” ujar Sigit.

Lebih lanjut, ia mengusulkan agar penanganan polusi udara Jakarta bersifat lintas daerah, yakni Jabodetabek bahkan Karawang.

Menurutnya, penanganan polusi udara di ‘lebih besar’ Jakarta perlu menjadi perhatian, di antaranya dari aspek kebijakan berbasis bukti, skenario perencanaan, ketegasan pada penindakan sumber polusi serta pemantauan dan evaluasi.

Sebelumnya, masalah polusi udara di Indonesia menjadi sorotan dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Balai Sidang Jakarta (JCC), Jakarta, Jumat (6/9).

Dalam sesi tematik yang membahas masalah kualitas udara, para pemangku kepentingan dari berbagai sektor berembuk untuk mencari solusi terhadap masalah polusi udara yang dapat mempengaruhi.

Baca juga: Dokter ingat paparan polusi udara bisa menyebabkan kanker paru-paru

Salah satu isu utama yang diangkat adalah tidak adanya integrasi data dan inventarisasi sumber emisi yang dapat menjadi dasar dalam kebijakan pengendalian polusi udara.

Saat ini, inventarisasi sumber emisi baru dilakukan di Jakarta, padahal polusi udara bersifat lintas batas dan mempengaruhi kawasan aglomerasi Jakarta yang meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur (Jabodetabekpunjur).

Kondisi itu mendorong perlunya proyek percontohan untuk menginventarisasi sumber emisi dan pemilihan sumbernya di kawasan tersebut.

ISF 2024 menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat komitmen dan kerja sama untuk mengatasi polusi udara, dengan harapan dapat menghasilkan solusi yang dapat diterapkan secara efektif di seluruh negeri.

Acara ISF tersebut juga didukung oleh Bicara Udara, sebagai mitra berkelanjutan yang mendorong aksi nyata dalam penanganan polusi udara, termasuk edukasi kepada masyarakat serta advokasi kepada para pemangku kepentingan.

Baca juga: DKI terus melaksanakan uji emisi untuk mengurangi polusi udara

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Edy Sujatmiko
Hak Cipta © ANTARA 2024



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments