Jakarta (ANTARA) –
Indonesia Narcotic Watch (INW) mendesak dilakukan investigasi secara menyeluruh atas kaburnya tujuh balas dendam (napi) narkoba dari Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat.
Menurut dia, kasus ini memerlukan investigasi mendalam dan menyeluruh untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan oknum lapas dalam peristiwa ini.
INW mendesak Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk segera melakukan investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Direktur Jenderal Pemasyarakatan beserta seluruh jajarannya atas kasus kaburnya tahanan dan napi tersebut.
Selama oknum petugas di dalam lembaga pemasyarakatan masih melanggar aturan, kata dia, bisnis narkoba dari balik jeruji penjara akan terus sulit diberantas.
Budi juga menyebutkan sudah menjadi rahasia umum bahwa hingga saat ini masih ada oknum petugas yang menyewakan telepon genggam di dalam sel.
Dengan maraknya peredaran narkoba dari dalam penjara dan sekarang dengan kasus kaburnya bandar besar narkoba, Budi menilai sudah sepantasnya dilakukan perombakan menyeluruh di Direktpidato Jenderal Pemasyarakatan.
“Jika dilihat dari luasnya kasus peredaran narkoba yang mengendalikan napi dari dalam lapas, hingga kaburnya bandar besar narkoba ini, sudah sepantasnya Dirjen Pemasyarakatan dan Kalapas Cipinang dicopot,” katanya.
INW menuntut agar investigasi menyeluruh terhadap seluruh jajaran petugas segera dilakukan, mulai dari petugas pengawas pintu, sipir, hingga atasan mereka, untuk menyelidiki kemungkinan adanya kelalaian atau otoritas yang memungkinkan pengungsi besar-besaran ini.
Budi menyatakan bahwa peristiwa ini menjadi peringatan dan alarm keras bagi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk segera melakukan reformasi di institusinya agar lembaga pemasyarakatan tidak lagi menjadi sarang operasi bisnis narkoba.
Hal itu sebenarnya juga menjadi tujuan utama dipisahkannya imigrasi dan masyarakat menjadi kementerian tersendiri.
Pewarta: Ilham Kausar
Redaktur: Sri Muryono
Hak Cipta © ANTARA 2024