Thursday, March 30, 2023
HomeNationalIPW: Reformasi Polri harus dimulai sejak rekrutmen

IPW: Reformasi Polri harus dimulai sejak rekrutmen



Jakarta (ANTARA) – Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengatakan bahwa reformasi di tubuh Polri harus dimulai sejak proses rekrutmen personel untuk mewujudkan polisi idaman masyarakat.

Hal tersebut terangkum dalam diskusi publik “Polisi Sipil Idaman Masyarakat” yang digelar Korps Mahasiswa dan Pemuda NKRI (Kompan) di Kota Serang, Banten, Minggu (13/11).

“Dalam rekrutmen polisi ada satu prinsip yang harus ditetapkan kepolisian, yakni bersih, transparan, akuntabel, dan humanis,” kata Sugeng dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Polri sendiri, kata Sugeng, telah mengalami reformasi berkali-kali yang berhasil dijalankan, mulai dari reformasi struktural yang sebelumnya di bawah TNI hingga kini berada langsung di bawah Presiden dengan tujuan agar tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam bertindak.

“Reformasi budaya ini yang belum berhasil, yang tidak berjalan,” ujarnya.

Ia kemudian mencontohkan kasus-kasus yang perlu menjadi perhatian, yakni Calon Siswa (Casis) Bintara Polri Gelombang II 2022 bernama Sulastri Irwan asal Kepulauan Sula, Maluku Utara, yang sempat tidak lolos dari faktor usia sebagai casis telah lulus dalam pemilihan panitia penentu akhir (pantukhir) .

“Dalam Sulastri timbul polemik yang membuat publik tidak mempercayai institusi kepolisian. Sulastri mengaku sudah lulus sampai pantukhir, polisi bilang tidak lulus, melewati batas umur melewati syarat saat diumumkan. Nah, itu fenomena yang perlu diperhatikan,” katanya.

Untuk itu, demi reformasi Polri untuk menghasilkan polisi sipil idaman masyarakat maka seluruh lapisan masyarakat harus berperan aktif dalam membangun kepolisian dengan cara yang baik.

Baca juga: IPW ingatkan isu setoran dana tambang dapat jatuhkan citra Polri
Baca juga: IPW: Masyarakat jangan takut mengkritik Polri

“Polisi harus diajak dialog, kita harus menjadi sahabat polisi untuk mendidik,” kata Sugeng.

Embay Mulya Syarief, tokoh masyarakat Banten sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar mengatakan saat ini merupakan momentum yang tepat bagi Polri melakukan perbaikan guna memenuhi harapan masyarakat pascaperistiwa yang menuai sorotan publik.

Menurutnya, perbaikan yang seyogianya dilakukan institusi Polri merupakan perbaikan sistem yang dimulai dari proses awal, yakni rekrutmen personel.

“Sebagai sebuah institusi bisa dimulai dari ‘input’, proses, dan nanti baru ‘output’-nya. ‘Input’-nya itu dari proses awal, yakni rekrutmen yang jujur, terbuka, dan akuntabel. Sementara prosesnya adalah pembinaan melekat,” katanya .

Proses pembinaan personel kepolisian, katanya, meliputi kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritualitas. Ia yakin dengan berbagai perpaduan kecerdasan yang dimiliki personel tersebut, maka Polri akan lebih dekat dengan kata humanis dan profesional.

“Jangan hanya mengandalkan kecerdasan intelektual, percuma hanya berperilaku baik di depan komandannya, sementara di belakang tidak. Tapi jika mereka merasa menemukan oleh Tuhan maka akan kapan pun dan di mana pun,” tuturnya.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Redaktur: Herry Soebanto
HAK CIPTA © ANTARA 2022



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments