Sunday, September 8, 2024
HomeTop NewsIsu Palestina mendominasi pembahasan pertemuan Menlu East Asia Summit

Isu Palestina mendominasi pembahasan pertemuan Menlu East Asia Summit



Jakarta (ANTARA) – Isu Palestina mendominasi perdebatan dalam pertemuan para menteri luar negeri KTT Asia Timur (EAS) ke-14 yang berlangsung di Vientiane, Laos, pada Sabtu.

Selain dibahas oleh Indonesia, yang disampaikan Menlu Retno Marsudi, isu Palestina juga diangkat oleh sejumlah negara lain yakni Malaysia, Brunei Darussalam, India, Amerika Serikat, Singapura, Australia, Vietnam, Rusia, Selandia Baru, dan China.

Menlu Retno menyampaikan bahwa dalam semua pertemuan bilateral, Indonesia telah menyoroti isu keadilan dan kemanusiaan untuk Palestina. Seruan tersebut kembali ia suarakan dalam pertemuan EAS.

“Ini bukan hanya mengenai Palestina, tetapi mengenai keadilan dan kemanusiaan,” katanya dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.

Retno memahami bahwa banyak negara anggota EAS telah melakukan berbagai upaya sesuai kapasitasnya, baik untuk berbicara dengan Israel maupun dengan berbagai faksi di Palestina dengan satu tujuan, yaitu untuk meluncurkan gencatan senjata permanen dan segera di Gaza.

Banyak negara juga telah mendorong masuknya bantuan kemanusiaan dan terciptanya lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perdamaian yang langgeng di Timur Tengah.

Lebih lanjut, Retno menyampaikan pentingnya semua negara untuk bersuara lebih keras bahwa solusi dua negara merupakan satu-satunya solusi yang memungkinkan bagi konflik Israel-Palestina.

“Kita semua harus mencegah terus melanjutkan upayanya untuk mewujudkan solusi satu negara. Ide yang mengarah pada solusi satu negara harus dihapuskan,” tutur Retno.

Ia memaparkan beberapa langkah penting yang perlu diambil dalam mewujudkan solusi dua negara, antara lain dengan mendukung keanggotaan penuh Palestina di Dewan Keamanan PBB dan pengakuan terhadap negara Palestina.

Retno juga menegaskan bahwa segala upaya melabeli badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) sebagai organisasi teroris, harus dihentikan.

“Melabeli UNRWA sebagai organisasi teroris sama sekali tidak dapat diterima,” tegasnya.

Menlu RI mengajak negara-negara anggota EAS untuk bersatu dan dalam kapasitasnya masing-masing agar membantu mendorong penghentian perang di Gaza serta secara konsisten memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan.

EAS merupakan forum regional terbuka yang muncul di kawasan Asia Timur sejak tahun 2005. Pada awal pembentukannya, terdapat 16 negara peserta EAS, yaitu 10 negara ASEAN, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

Amerika Serikat dan Federasi Rusia resmi bergabung menjadi peserta EAS pada KTT ke-6 EAS di Bali, November 2011. Dengan demikian, jumlah negara peserta EAS sekarang menjadi 18.

EAS merupakan forum pertemuan puncak yang dipimpin oleh para pemimpin dengan ASEAN sebagai kekuatan penggerak (penggerak) dalam kemitraan dengan negara-negara anggota lainnya.

Baca juga: RI desak Inggris digunakan resmi di DK PBB kawal isu Palestina
Baca juga: Hamas: Netanyahu seharusnya ditangkap, bukan diberi panggung

Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Redaksi: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2024



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments