Tuesday, April 16, 2024
HomeInternationalItalia menghadapi kekeringan, air surut di kanal Venezia

Italia menghadapi kekeringan, air surut di kanal Venezia



Milan (ANTARA) – Musim dingin kering selama beberapa pekan menimbulkan kekhawatiran bahwa Italia dapat menghadapi musim kemarau lagi setelah keadaan darurat musim panas tahun lalu.

Menurut para ilmuwan dan organisasi aktivis lingkungan, mereka khawatir karena pegunungan Alpen hanya menerima kurang dari setengah curah hujan salju dari biasanya.

Peringatan kekeringan muncul ketika Venezia, yang biasanya menghadapi permasalahan banjir, kali ini menghadapi surutnya arus air yang tidak biasa, sehingga membuat gondola, taksi air, dan ambulans air tidak dapat melalui beberapa jalur kanal yang terkenal di kota itu.

Para ilmuwan menyebut masalah kekeringan di Venezia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya hujan, sistem bertekanan tinggi, serta pengaruh bulan purnama dan arus laut.

Sungai dan danau di Italia, terutama di bagian utara negara itu, juga mengalami kekurangan air yang parah, kata organisasi pegiat lingkungan Legambiente pada Senin.

Po, sungai terpanjang di Italia yang membentang dari barat laut Pegunungan Alpen ke Laut Adriatik, mengalami penurunan air sebanyak 61 persen dari biasanya pada musim tahun ini, sebut saja Legambiente dalam sebuah pernyataan.

Juli 2022, Italia mengumumkan keadaan darurat untuk daerah-daerah di sekitar Po yang mengalami kekeringan terburuk dalam 70 tahun.

Daerah di sekitar Sungai Po menghasilkan sekitar sepertiga dari produksi pertanian Italia.

“Kita berada dalam situasi defisit udara yang menumpuk sejak musim dingin 2020-2021,” kata pakar iklim Massimiliano Pasqui dari lembaga penelitian Italia CNR, dikutip dari koran Corriere della Sera.

Pasqui menjelaskan bahwa Italia perlu menambah sebanyak 500 milimeter curah hujan di wilayah-wilayah barat laut, atau setara dengan kondisi 50 hari hujan.

Ketinggian air Danau Garda di Italia utara telah anjlok ke rekor terendah, memungkinkan orang untuk pergi ke sebuah pulau kecil bernama San Biagio di danau itu melalui jalur jalan setapak yang timbul.

Antisiklon telah mendominasi cuaca di Eropa barat selama 15 hari, yang menyebabkan udara bersuhu sedang lebih sering terjadi pada akhir musim semi.

Prakiraan cuaca terbaru menyatakan curah hujan dan salju yang cukup tinggi akan turun di Pegunungan Alpen dalam beberapa hari mendatang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Lebih dari 200 gletser utama di Italia hilang akibat perubahan iklim

Baca juga: Italia memperkirakan musim liburan terhangat dalam 50 tahun

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Redaktur: M Razi Rahman
HAK CIPTA © ANTARA 2023



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments