MUMBAI: RBI Wakil Gubernur MK Jain telah meminta direktur bank untuk memprioritaskan kepentingan deposan di atas kepentingan pemegang saham. Jain mendesak direksi bank‘ dewan untuk memantau risiko utama, mempertanyakan manajemen tentang masalah risiko, dan menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko.
Jain berbicara pada Konferensi Direksi Bank yang diselenggarakan oleh RBI di sini baru-baru ini. Ini adalah pertama kalinya bank sentral berbicara langsung dengan dewan bank sektor publik dan swasta dalam sebuah konferensi. Wagub meminta direksi untuk tetap waspada, adaptif, dan terus menilai kinerja, risiko, dan peluang bank mereka, serta mengambil keputusan tepat waktu dan terinformasi.
“Bank diizinkan untuk mengumpulkan sejumlah besar simpanan tanpa jaminan. Tidak seperti perusahaan lain, pemegang saham hanya menyediakan 3-4% dana di bank, dan pemasok utama keuangan adalah deposan. Kedua, bank melakukan fungsi transformasi likuiditas dan jatuh tempo, yang membuat bisnis mereka secara inheren berisiko,” kata Jain.
Oleh karena itu, struktur dan praktik tata kelola di bank harus mengutamakan kepentingan deposan dan menjaga kepercayaan mereka, tambahnya.
Menurut Jain, dewan memiliki peran yang lebih besar dalam memastikan pertumbuhan dan stabilitas sektor perbankan yang berkelanjutan. “Dewan harus mengadopsi pendekatan proaktif dan strategis. Manajemen risiko, tata kelola, dan praktik kepatuhan yang efektif sangat penting dalam menjaga reputasi bank, stabilitas keuangan, dan kelangsungan hidup jangka panjang,” kata Jain.
Jain berbicara pada Konferensi Direksi Bank yang diselenggarakan oleh RBI di sini baru-baru ini. Ini adalah pertama kalinya bank sentral berbicara langsung dengan dewan bank sektor publik dan swasta dalam sebuah konferensi. Wagub meminta direksi untuk tetap waspada, adaptif, dan terus menilai kinerja, risiko, dan peluang bank mereka, serta mengambil keputusan tepat waktu dan terinformasi.
“Bank diizinkan untuk mengumpulkan sejumlah besar simpanan tanpa jaminan. Tidak seperti perusahaan lain, pemegang saham hanya menyediakan 3-4% dana di bank, dan pemasok utama keuangan adalah deposan. Kedua, bank melakukan fungsi transformasi likuiditas dan jatuh tempo, yang membuat bisnis mereka secara inheren berisiko,” kata Jain.
Oleh karena itu, struktur dan praktik tata kelola di bank harus mengutamakan kepentingan deposan dan menjaga kepercayaan mereka, tambahnya.
Menurut Jain, dewan memiliki peran yang lebih besar dalam memastikan pertumbuhan dan stabilitas sektor perbankan yang berkelanjutan. “Dewan harus mengadopsi pendekatan proaktif dan strategis. Manajemen risiko, tata kelola, dan praktik kepatuhan yang efektif sangat penting dalam menjaga reputasi bank, stabilitas keuangan, dan kelangsungan hidup jangka panjang,” kata Jain.