Jakarta (ANTARA) – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jakarta Barat bersinergi dengan Dharma Wanita Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Jaya untuk mempercepat penurunan stunting atau tengkes di wilayah tersebut.
Ketua TP PKK Kota Jakarta Barat, Lisniawati Kuswanto menyebutkan, kerja sama tersebut merupakan “Corporate Social Responsibility” (CSR) Perumda Air Minum Jaya (PAM Jaya) dalam bentuk bantuan kudapan protein bagi 200 balita di delapan kelurahan
di Jakarta Barat.
“Tujuannya penurunan angka balita yang berisiko stunting. Jadi kita ambil kelurahan yang belum ada kolaboratornya,” kata Lisniawati saat dihubungi di Jakarta pada Senin.
Pihaknya bersama Dharma Wanita PAM Jaya sebagai kolaborator menggencarkan penyaluran asupan gizi dalam bentuk pemberian makanan tambahan (PMT) kepada 200 balita di delapan kelurahan.
Baca juga: DWP PAM Jaya bantu 59 balita terindikasi stunting di Jakarta Timur
Lisniawati menyebutkan delapan kelurahan tersebut adalah Kedaung Kaliangke, Wijaya Kusuma, Jatipulo, Kota Bambu Utara, Tegal Alur, Cengkareng Timur, Rawa Buaya dan Duri Kosambi.
“Masing-masing kelurahan ada 25 anak dengan berat badan kurang (weight faltering). Dharma Wanita PAM Jaya nanti menjadi kolaboratornya sebagai bentuk CSR mereka,” kata Lisniawati.
Ia menyebutkan 200 balita di delapan kelurahan tersebut akan diintervensi selama 14 hari dengan makanan tambahan protein hewani.
“Selama 14 hari itu kita melakukan intervensi pola makan mereka dengan PMT protein hewani. Biasanya dalam kurun waktu itu, berat badan balita naik dengan intervensi terukur yang kita lakukan,” kata dia.
Baca juga: Pemkot Jakbar pacu pembangunan MCK komunal guna tekan stunting
Soal anggaran, Lisniawati menyebutkan setiap balita mendapatkan jatah Rp25 ribu dalam sehari.
“Setiap anak mendapatkan kudapan dengan budget Rp25 per hari. Jadi total anggaran per anak Rp350 yang akan diolah selama 14 hari tadi,” katanya.
Program tersebut, kata Lisniawati, dimulai pada akhir September atau awal Oktober 2023.
“Setelah penandatanganan kerja sama dengan Dharma Wanita PAM Jaya, program ini mungkin di awal bulan depan (Oktober) atau akhir bulan ini (September),” katanya.
Selain itu, program pengentasan stunting tersebut tidak hanya selesai ketika berat badan balita sudah naik. Tetapi juga dibarengi dengan edukasi kepada orang tua dalam hal menyajikan makanan pokok bagi balita.
“Kita lokus di wilayah itu dengan kuota 200 balita. Kita berikan makanan tambahan. Makanan pokok itu sudah menjadi tanggung jawab keluarga itu sendiri,” katanya.
Baca juga: Jakarta Pusat menargetkan bebas prevalensi stunting sebelum tahun 2024
Namun bukan berarti mengabaikan karena mengabaikan tetap memperhatikan, melalui pemberian edukasi tentang makanan pokok. “Nah, sekarang kita fokus pada makanan tambahan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Subkelompok Kesehatan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemerintah Kota Jakarta Barat, Endang Tri Rahayu mengaku belum memiliki data angka prevalensi stunting Jakarta Barat untuk tahun 2023.
Hal itu dikarenakan survei untuk tahun ini baru mulai dilaksanakan pada bulan Agustus dan masih berlangsung sampai sekarang.
Namun dilihat dari jumlah lokus stunting, jumlah lokus stunting di Jakarta Barat dari tahun 2021-2023 mengalami penurunan, yaitu 11 lokus (2021), sembilan lokus (2022) dan delapan lokus (2023), kata Endang.
Baca juga: Heru Arahkan CSR untuk membangun toilet komunal di Johar Baru
Selain itu, jika dilihat dari tahun lalu, angka prevalensi stunting Jakarta Barat menurun dari 17,6 persen pada tahun 2021 menjadi 15,2 persen pada tahun 2022. “Itu berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI),” kata Endang.
Dengan demikian, kata Endang, Pemerintah Kota Jakarta Barat (Jakbar) optimis mampu mencapai prevalensi maksimal 14 persen pada tahun 2024.
“Itu sesuai target nasional ya, berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting,” kata Endang.
Pewarta : Redemptus Elyonai Risky Syukur
Redaktur: Sri Muryono
HAK CIPTA © ANTARA 2023